papua

Matius Fakhiri Ajak Seluruh Rakyat di Papua Kawal Pemerintahan yang Dipimpinnya

Sabtu, 1 November 2025 | 12:34 WIB
Gubernur Papua, Matius Fakhiri, dan Wakil Gubernur Papua, Aryoko Rumaropen, didampingi istri mereka pada Pesta Rakyat di Kantor Gubernur Papua, Jumat 31 Oktober 2025. (CENDERAWASIH POS/ELFIRA)

CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA – Prosesi adat dari tujuh wilayah adat di tanah Papua, mengiringi penyambutan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Matius Fakhiri-Aryoko Rumaropen dalam acara Ibadah Syukur dan Pesta Rakyat, di kantor gubernur, Jumat (31/10).

Tradisi ini menjadi simbol persatuan dan penghormatan seluruh wilayah adat Papua terhadap kepemimpinan baru. 

Prosesi adat menjadi pembuka dari rangkaian ibadah syukur dan pesta rakyat yang dikemas terbuka bagi masyarakat umum.

Selain proses adat, Gubernur Papua, Matius Fakhiri, dalam sambutannya menyebut para Gubernur Papua sebelumnya, mulai dari Zainal Abidin Syah hingga Lukas Enembe.

“Izinkan saya menyampaikan penghormatan kepada 13 putra terbaik Bangsa Indonesia yang telah mempimpin tanah ini, dari masa ke masa,” ungkap gubernur, saat Ibadah Syukur dan Pesta Rakyat, Jumat (31/10).

Adapun 13 nama tersebut yaitu Zainal Abidin Syah yang dianggap sebagai pemersatu Papua, Pamoedji dikenal sebagai pelopor integrasi Papua, Eliezer Jan Bonay sebagai peletak tata pemerintahan awal, Frans Kaisiepo sebagai bapak nasionalisme Papua, Acub Zainal sebagai penjaga transisi pemerintahan dan perintis pembangunan, Soetran adalah perintis pembangunan infrastruktur.

Lalu Busiri Suryowinoto selaku pemimpin pembangunan awal Papua modern, Izaac Hindom adalah arsitek pemerintahan efektif Papua, Barnabas Suebu dalam 2 masa kepemimpinan sebagai penggerak pembangunan dan demokrasi Papua, Jacob Pattipi sebagai penjaga stabilitas dan demokrasi Papua, Freddy Numbery sebagai pelopor reformasi Papua, Jacobus Previddya Solossa adalah penggerak otonomi khusus Papua.

Dan Lukas Enembe, adalah putra gunung yang membuka harapan baru Papua dan pelopor pembangunan infrastruktur olahraga Papua.

“Mereka para pemimpin yang menanam dan kita akan terus menyiram agar Papua tumbuh subur dengan kasih dan kerja kita bersama,” katanya.

Ia mengatakan bahwa, Pilkada telah usai, kini saatnya bersatu membangun Papua, membangun tanpa sekat, tanpa dendam, tanpa perbedaan warna politik.

“Kami berdua menyampaikan terima kasih kepada Benhur Tomi Mano dan Constant Karma yang telah menunjukkan kedewasaan politik yang santun dan penuh kasih.”

“Inilah wajah demokrasi Papua yang berani berbeda tapi tetap bersaudara,” ujarnya.

Fakhiri mengajak seluruh rakyat Papua untuk ikut mengawal pemerintahan ini. Bahkan, pintu rumahnya dan pintu kantor selalu terbuka.

“Datanglah, sampaikan harapan, keluh kesah, dan ide-ide baik. Pemerintah tidak boleh tinggi, rakyat tidak boleh jauh. Kita harus berjalan berdampingan dalam kasih dan tanggung jawab,” ungkapnya.

Halaman:

Tags

Terkini