Tak hanya itu, PFA juga dipimpin oleh jajaran pelatih profesional, termasuk Wolfgang Pikal, mantan staf kepelatihan Timnas Indonesia, yang menjabat sebagai Direktur Teknik. Bersama pelatih-pelatih berlisensi A AFC seperti Ardiles Rumbiak, Melky Papare, dan Ardus Kelly Pepuho, mereka siap mencetak generasi emas Papua.
PFA tidak hanya berfokus pada pelatihan di lapangan hijau. Para siswa diwajibkan menjalani pendidikan formal dengan metode homeschooling, dibimbing oleh 15 guru dari Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika. Hal ini memastikan bahwa mereka tidak hanya berkembang sebagai atlet, tetapi juga sebagai individu yang cerdas dan berkarakter.
Komitmen ini ditegaskan oleh Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas. Menurutnya, PFA berkomitmen penuh untuk melahirkan generasi yang unggul di dalam dan di luar lapangan.
Kata Tony Wenas, para siswa PFA hanya dibina selama dua tahun. Sehingga jebolan PFA nantinya menjadi rebutan para klub Liga 1 untuk memperkuat mereka pada pada Elite Pro Academy.
“Jadi PFA itu kita tadinya rekrutan tahun 13-15, sekarang jadinya 14-16. Tetap dua tahun. Sehingga pada usia 16 tahun, mereka sudah bisa masuk ke Youth Elite Liga 1. Merekan kan diwajibkan punya junior dan pemain yang lulus ini mereka bisa gunakan,” Tony Wenas.
Hingga saat ini, PFA sudah menamatkan satu angkatan atau 30 siswa pada tahun 2024.
Mengukir Prestasi di Level Nasional dan Internasional
Meskipun masih tergolong baru, PFA telah membuktikan kualitasnya. Angkatan pertama PFA menjadi satu-satunya wakil Indonesia di turnamen Selangor Open 2024 di Malaysia.
Mereka berhasil mencapai partai final sebelum akhirnya harus mengakui keunggulan lawan melalui adu penalti.
Prestasi tersebut tidak luput dari perhatian PSSI. Pada awal 2024, empat siswa PFA—Yulius Watikitaka Pigai, Valentino Santo, Samuel Cundrad, dan Marthquin Gustavo—dipanggil untuk mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-16. Ini adalah bukti nyata bahwa PFA telah berhasil menempatkan para siswanya di jalur profesional.
Di tahun 2025, PFA mengikuti beberapa iven internasional. Salah satunya, Gothia Cup U-16 Swedia 2025 dan beberapa iven bergensi lainnya seperti Garuda International Cup 2025 dan Barati Cup International 2025.
Kemudian di tahun ini, dua alumnus Yulius Stenly Pigay dan Peres Akwila Tjoe, berhasil terpilih untuk menimba ilmu di akademi sepak bola ternama di Spanyol, Girona FC pada Maret lalu.
Keduanya merupakan bagian dari 18 pemain terpilih dari klub-klub Liga 1 Elite Pro Academy (EPA) yang mengikuti program pelatihan bertajuk “EPA Future Stars, Aventura en España!”.
Selain itu, beberapa alumnus PFA juga kini memperkuat tim-tim Elite Pro Academy Liga 1. Seperti Alfons Rizal Saman, Samuel Cundrad Moses Susim, Peres Akwila Tjo-e, Marthquin Gustavo Yoku, dan Valentino Santo Wagiu yang bergabung dengan EPA Persija 2024.
Sementara beberapa pemain lainnya tersebar di beberapa klub EPA lainnya.