CEPOSONLINE.COM, MIMIKA - Persipuncak Puncak Cartensz dari Kabupaten Puncak berhasil mengunci satu tiket menuju putaran nasional Liga 4 Indonesia usai menjuarai Liga 4 regional Papua Tengah musim 2024-2025.
Hasil positif yang dicapai tim Persipuncak Puncak Cartensz ini melalui drama adu penalti saat berhadapan dengan Persintan Intan Jaya yang dimenangkan dengan skor 4-2.
Namun, meski menjadi juara, perjalanan Persipuncak Puncak Cartensz sepanjang kompetisi Liga 4 Indonesia regional Papua Tengah meninggalkan sejumlah catatan.
Salah satunya adalah sikap para pendukung di tribun, hingga tindakan sejumlah pemain beserta official yang dinilai berpotensi membahayakan tim asal pegunungan Papua Tengah tersebut.
Pada pertandingan melawan Persinab Nabire, Sabtu 12 April 2025 lalu, selain protes keras pemain Persipuncak di tengah lapangan, sejumlah official yang menyaksikan pertandingan dari tribun VIP juga melayangkan ujaran kebencian serta caci maki kepada wasit serta perangkat pertandingan.
Dari arah belakang ada juga di antara mereka yang melakukan pelemparan ke arah depan menggunakan kursi besi.
Tindakan anarkis ini juga kembali terjadi pada laga final kontra Persintan Intan Jaya di Stadion Wania Imipi, Sp1, Mimika Papua, Kamis 17 April 2025.
Selain melayangkan ujaran kebencian kepada wasit dan perangkat pertandingan, para official Persipuncak yang menonton dari tribun juga melakukan pengrusakan terhadap salah satu peralatan siaran langsung berupa kamera yang dipasang menghadap ke arah penonton, milik media yang menyiarkan secara langsung kompetisi Liga 4 Indonesia regional Papua Tengah.
Menanggapi hal ini, Direktur Teknik Asprov PSSI Papua Tengah, Djaelani, menilai bahwa ini bermula dari kedua tim yang menunjukkan semangat mereka dalam memperebutkan juara.
Buntut dari semangat tersebut hingga dinilai terlalu berlebihan dan menimbulkan rasa ketidakpuasan serta terjadi provokasi hingga berpengaruh pada penonton.
Namun, Djaelani menilai tindakan tersebut masih wajar karena menjadi suatu pelajaran bagi Persipuncak, karena Liga 4 regional Papua Tengah sendiri baru pertama kali dilaksanakan di Provinsi Papua Tengah.
“Tahun pembelajaran lah. Mungkin nanti setelah ini kita akan berikan poin-poin apa yang tidak boleh dilakukan, yang akan berakibat apa, sanksi atau denda atau apa nanti kita sampaikan,” kata Djaelani.
Djaelani menerangkan, apabila masih dapat diselesaikan secara organisasi maka akan diselesaikan.
Namun, jika tidak dapat diselesaikan secara organisasi maka akan dinaikkan ke tingkat selanjutnya yakni di Komisi Disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).