“Jangan sampai saat Pra PON dia emas atau perak tapi kemudian pasca Pra PON dia tidak lagi berlatih dan mempersiapkan diri secara mandiri,” ucapnya.
Dalam waktu dekat, kata Kenius, KONI akan mengundang seluruh cabang olahraga untuk memutuskan atlet-atlet prioritas mana yang nantinya mewakili Papua.
“Saya harap atlet atau cabor bisa memahami kondisi ini. Kerinduan kita untuk semuanya bisa berangkat, tapi kita akan batasi dengan anggaran yang ada. PON kali ini jauh rumit dengan PON yang lalu. Ini dilaksanakan di 2 provinsi dan pertandingan tidak hanya di kota tapi juga di kabupaten yang jaraknya jauh dengan biaya yang besar,” ujarnya.
KONI Papua juga akan segera memutuskan nama-nama atlet yang akan diboyong. Mengingat batas waktu pengiriman nama atlet atau entry by name hingga akhir Juli.
Kenius juga memastikan bahwa tidak ada pencanangan pemusatan latihan jelang pelaksanaan PON.
Baca Juga: Abisai Rollo: Kalau Papua Tidak Terlibat di PON, Maka Indonesia Itu Tidak Lengkap
Mengingat waktu yang tinggal sebulan lagi.
Sehingga atlet yang dipastikan ikut PON agar tetap melakukan latihan secara mandiri.
Begitu juga dengan peralatan latihan, Kenius mengaku sangat riskan bila melakukan pengadaan alat pertandingan dengan sisa waktu ini.
Mengingat belanja atlet pertandingan tak hanya dalam negeri tapi juga harus didatangkan dari luar negeri.
Sehingga atlet kemungkinan tetap menggunakan peralatan pertandingan eks PON XX lalu.
“Dengan sisa waktu ini saya rasa tidak mungkin untuk membeli peralatan tanding, kecuali seperti sepatu dan baju joging,” katanya.
Meski terbatas, Kemius tetap menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Papua yang sudah memberikan anggaran untuk tampil pada PON XX.
“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Papua yang sudah menyerahkan anggaran, semoga kita bisa pergunakan dengan maksimal dan membawa nama harum bagi Papua. Kita harap hasilnya masih tetap hasil yang baik,” ungkapnya.
“Atlet yang sudah lolos PON, kemudian tidak diakomodir untuk mengikuti PON, kami berharap tidak patah semangat,” pungkasnya. (*).