“Gen Z memiliki peran penting sebagai agen perubahan dan ujung tombak transformasi digital di Indonesia Timur. Literasi keuangan digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendasar untuk menghadapi ekosistem keuangan yang terus berkembang,” ujar Hasan dalam rilisnya, Kamis (29/5/2025).
Hasan juga mengingatkan mahasiswa untuk bijak dalam mengelola keuangan digital dan mewaspadai potensi penipuan di era layanan keuangan berbasis teknologi.
Hasan menggaris bawahi bahwa saat ini angka penipuan di keuangan digital masih tinggi karena literasi keuangan masyarakat Indonesia juga masih tergolong rendah.
Data dari Indonesia Anti Scam Center (IASC) per Maret 2025 mencatat hampir 80.000 laporan penipuan keuangan dengan kerugian mencapai Rp1,7 triliun. Oleh karena itu, pemahaman mengenai legalitas, logika investasi, dan risiko harus menjadi dasar masyarakat sebelum memilih produk keuangan digital.
Lebih lanjut, Hasan menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi wujud nyata dari upaya OJK untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk kawasan timur, guna memastikan bahwa transformasi digital di sektor keuangan dapat dioptimalisasi secara merata.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor III Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong Aldilla Yulia Wiellys Sutikno, mengapresiasi kehadiran OJK dan para narasumber.
Aldilla menyampaikan bahwa perubahan di sektor keuangan berjalan sangat cepat, bahkan lebih cepat dari perubahan regulasi hukum sehingga diperlukan edukasi kepada generasi muda sejak dini.