Sebagai pejabat negara sekaligus putri Papua, Ribka menyuarakan harapan besar bagi masa depan perempuan Indonesia.
Ia ingin melihat lahirnya gerakan kebangkitan perempuan dari semua wilayah, termasuk pelosok dan perbatasan.
“Saya ingin semua perempuan dari anak-anak sampai dewasa, dari Sabang sampai Merauke, memiliki semangat untuk tampil dan berkiprah, bukan hanya di wilayah domestik, tetapi juga menjadi pemimpin di era global,” tegasnya.
Menurut Ribka, perempuan harus berani melampaui batasan-batasan yang selama ini mengekang.
Ia percaya bahwa perempuan Indonesia mampu bersaing dan berkontribusi di semua lini kehidupan politik, ekonomi, pendidikan, bahkan bidang-bidang yang dulunya dianggap terlalu teknis atau maskulin seperti penerbangan.
Sebagai perempuan Papua yang kini berada di pucuk pimpinan nasional, Ribka Haluk menyampaikan pesan kuat untuk seluruh perempuan Indonesia di Hari Kartini.
“Perempuan harus bangkit, perempuan harus mentransformasi diri—berubah dari sisi mindset sampai semuanya. Dan sekali-kali jangan katakan ‘saya tidak bisa,’ tetapi katakan ‘saya mampu, saya siap, dan saya tetap maju!’” serunya dengan suara bergetar karena semangat.
Pernyataan itu bukan hanya sebuah motivasi, tetapi juga refleksi dari perjalanan panjang perempuan Indonesia, khususnya dari kawasan timur, dalam menembus ruang-ruang kepemimpinan yang selama ini didominasi oleh laki-laki.
Ribka Haluk, dalam segala ketegasan dan kelembutan yang ia bawa, adalah wajah dari Kartini masa kini. Ia adalah cermin perjuangan perempuan Indonesia yang tak pernah lelah bermimpi, bekerja, dan memimpin untuk perubahan.
Dan dari ujung Papua, suara Kartini dari Timur kini menggema untuk menyemangati perempuan dari seluruh penjuru negeri bahwa saat ini adalah waktunya perempuan Indonesia untuk bangkit, memimpin, dan membentuk masa depan bangsa. (*)