Memang benar, jika dianalisa baik, apa yang dikeluhkan para sopir angkot di terminal tipe A ini, cukup diterima alias masuk akal. Misalnya, angkot dari arah Polimak tidak masuk terminal selain karena alasan tidak strategis, juga karena permintaan penumpang yang ingin cepat cepat sampai tujuan, para penumpang biasanya mendesak sopir untuk tidak masuk terminal.
Kemudian, apabila turun di terminal, pasti penumpang lebih memilih keluar dari terminal. Ketika menurunkan penumpang di sekitar PTC bisa langsung putar balik ke arah polimak.
Begitu juga dari Hamadi, lebih banyak memilih menurunkan penumpang di sekitar PTC lalu putar balik melalui lingkaran dan menuju Hamadi.
Sementara para penumpang yang diturunkan oleh angkot dari dua rute pasti cepat terurai. Karena selain langsung menumpang starwagon, para penumpang juga bisa mengakses angkutan online dan ojek yang jauh lebih cepat dan tidak menunggu waktu lama.
"Kendaraan angkutan kota dari Hamadi sebagian besar tidak masuk ke terminal, kalaupun masuk tapi tidak ada penumpang yang diturunkan. Kadang ada juga penumpang yang turun di terminal, tapi mereka memilih keluar dari terminal untuk menunggu kendaraan di luar.
Kendaraan dari Polimak juga hampir tidak pernah masuk terminal, karena mereka lebih memilih untuk menurunkan penumpang di depan PTC ketimbang masuk terminal," ujar para sopir angkot itu.(*/tri)