• Senin, 22 Desember 2025

11 Warga Binaan Dihadirkan Densus 88 pada Upacara Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI

Photo Author
- Minggu, 17 Agustus 2025 | 13:36 WIB
Kasatgas wilayah Densus 88 bersama anggotanya saat silaturahmi makan bersama dengan 11 warga binaan Densus 88 di Bubur Mandala Merauke seusai mengikuti upacara HUT ke-80 kemerdekaan RI, Minggu (17/8)  (CEPOSONLINE.COM/SULO)
Kasatgas wilayah Densus 88 bersama anggotanya saat silaturahmi makan bersama dengan 11 warga binaan Densus 88 di Bubur Mandala Merauke seusai mengikuti upacara HUT ke-80 kemerdekaan RI, Minggu (17/8) (CEPOSONLINE.COM/SULO)

CEPOSONLINE.COM, MERAUKE- Sebanyak 11 warga binaan Detasemen Khusus (Densus) 88 yang merupakan eks pelaku teror di Merauke pada tahun 2011 dihadirkan Densus 88 dalam upacara peringatan HUT ke-80 kemerdekaan Republik Indonesia, di Stadion Katalpal Merauke, Minggu (17/8/2025). 

Kasatgas Wilayah Densus 88 Papua, Papsel, Papteng dan Pappeg, Surya Putra di Merauke seusai pelaksanaan upacara tersebut mengatakan, di Merauke tercatat 11 warga yang didampingi dan diberi pembinaan oleh Densus 88 untuk sama-sama bagaimana menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif di wilayah Papua Selatan. 

"Kami berterima kasih kepada media, agar informasi ini juga dapat di sharing kepada masyarakat secara luas sekaligus kami mengimbau, mari kita sama-sama pelihara Kamtibmas di Papua Selatan ini khususnya dari bahaya intoleransi, radikalisme, ekstrimisme dan terorisme, " katanya. 

Lanjut dia dengan cara deteksi dini dan peringatan dini terutama dimulai dari lingkungan keluarga. 

"Mungkin orang tua kita, saudara kita, anak anak kita sudah mulai mengenal paham-paham intoleran, radikalisme, ekstrimisme apalagi terorisme, tidak usah segan segan, tidak usah takut melapor untuk diberi pembinaan dan pendampingan oleh kepolisian dalam hal ini Polres Merauke atau Densus 88. Tujuannya bagaimana kita melakukan pencegahan secara dini," katanya. 

Apalagi di jalan sekarang, lanjutnya, proses orang menjadi Radikal tidak seperti jaman dulu secara offline atau tatap muka. 

"Sekarang bisa online. Orang yang terpapar tidak hitungan orang dewasa, tapi anak-anak. Remaja juga banyak yang terpapar paham-paham Radikal dan intoleran. Bahkan, sudah berani menyalahkan orang tuanya dalam praktek beragama. Seperti itu yang kita cegah bersama Jangan sampai keluarga kita di rumah terpapar dengan paham Radikal seperti itu," terangnya. 

Surya Putra juga menjelaskan bahwa ke-11 warga binaan ini telah menjalani hukumannya dan pada saat menjalani hukumannya beberapa waktu lalu pihaknya tetap melakukan identifikasi dan sosialisasi kepada ke-11 orang ini, keluarganya dan lingkungannya. 

"Itu berhasil. Berhasilnya sangat signifikan. Kita ini sudah berhasil. Dan harus mempertahankan zero attack terorisme. Sudah 2 tahun dan tahun ini menjadi tahun ketiga kita zero kejadian teror dan itu kita harapkan dan jangan ada lagi peristiwa-peristiwa terorisne di Indonesia," pungkasnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Weny Firmansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengurus Forum NTT Hadir di Papua Selatan

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:30 WIB

Dua Sopir Truk Dianiaya OTK, Satu Korban Meninggal

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:47 WIB

Baru 6 Bulan Jalani Hukuman, Napi Lapas Merauke Kabur

Kamis, 11 Desember 2025 | 15:54 WIB

Pendistribusian Solar Subsidi Ditertibkan

Selasa, 2 Desember 2025 | 11:21 WIB

Pusat Sopi Terbesar di Merauke Digrebek

Selasa, 18 November 2025 | 09:08 WIB
X