• Senin, 22 Desember 2025

Ribuan Warga Merauke Hadiri Tausiah Akbar Gus Miftah

Photo Author
- Minggu, 26 Mei 2024 | 09:39 WIB
Da’i Kondang Gus Miftah didampingi Bupati Merauke Romanus Mbaraka saat disambut tarian Papua di Lapangan Bola Distrik Kurik, Merauke, Papua Selatan, Sabtu (25/05/2024) (ceposonline.com/SULO)
Da’i Kondang Gus Miftah didampingi Bupati Merauke Romanus Mbaraka saat disambut tarian Papua di Lapangan Bola Distrik Kurik, Merauke, Papua Selatan, Sabtu (25/05/2024) (ceposonline.com/SULO)

CEPOSONLINE.COM, MERAUKE - Ribuan warga menghadiri halal bi halal yang digelar Pemerintah Kabupaten Merauke dengan menghadirkan Ustad kondang Gus Miftah di Lapangan Distrik Kurik, Merauke, Papua Selatan, Sabtu (25/05/2024).

Masyarakat yang datang tersebut tidak hanya warga Distrik Kurik, tapi juga dari Distrik Malind, Tanah Miring, Semangga bahkan dari Kota Merauke.

Gus Miftah dalam tausiahnya, mengatakan, dalam konteks halal bi halal merupakan silaturahmi sebagai wahana menyambung kasih sayang. "Dengan silaturahmi akan dipanjangkan umurnya hingga dimudahkan rejekinya," katnya.

Gus Miftah juga menekankan pentingnya merawat persatuan dan menjalin kebersamaan di tengah perbedaan. "Kita hidup di bumi yang sama, namun takdir yang berbeda.

Dikatakan, setiap daerah di Indonesia memiliki karateristik masing-masing. Allah Takdirkan Jawa berbeda dengan Papua, baik secara budaya maupun warna kulit. Tujuannya untuk memperkaya khazanah budaya Indoensia.

Soal agama, Gus Miftah mengatakan bahwa itu sudah diatur dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia dimana setiap warga negara telah diberikan hak untuk memilih agama sesuai dengan keyakinan masing-masing.

‘’Setiap warga negara telah diberi pilihan. Mau jadi Islam silakan. Islam datangnya dari Arab. Tapi ingat pesan Bung Karno. Jadilah orang Islam. Ambil Islamnya, mohon maaf jangan ikuti budayanya. Kamu boleh jadi orang Islam tapi jangan jadi orang Arab. Kamu boleh jadi orang Katolik tapi jangan jadi orang Italia. Kamu boleh jadi orang Hindu tapi jangan jadi orang India. Mengapa, karena kita dipersatuan di negara yang namanya Negara kesatuan Republik Indonesia,’’ tandasnya.

Sementara itu, Bupati Merauke Romanus Mbaraka, menyampaikan harapannya terkait dengan kegiatan tersebut untuk menambah wawasan keagamaan, memberikan motivasi, dan meningkatkan semangat keimanan masyarakat.

"Orang Merauke sudah mengikat hati dengan motto Izakod Bekai-Izakod Kai, orang Merauke bisa saling mengasihi,saling membantu dan menjaga kerukunan," kata Romanus Mbaraka.

Orang Merauke, lanjut Romanus Mbaraka sangat luar biasa, karena bisa saling menghargai, saling menyayangi, saling mengasihi dan bisa saling membantu.

Di penghujung tablig akbar bersama Gus Miftah, dilakukan penggalangan dana untuk korban bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Merauke.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Weny Firmansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengurus Forum NTT Hadir di Papua Selatan

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:30 WIB

Dua Sopir Truk Dianiaya OTK, Satu Korban Meninggal

Minggu, 14 Desember 2025 | 12:47 WIB

Baru 6 Bulan Jalani Hukuman, Napi Lapas Merauke Kabur

Kamis, 11 Desember 2025 | 15:54 WIB

Pendistribusian Solar Subsidi Ditertibkan

Selasa, 2 Desember 2025 | 11:21 WIB

Pusat Sopi Terbesar di Merauke Digrebek

Selasa, 18 November 2025 | 09:08 WIB
X