CEPOSONLINE.COM, MERAUKE- Antrean truk dan kendaraan di SPBU Merauke untuk mendapatkan BBM Subsidi jenis Solar dan Pertalite yang tak kunjung terselesaikan di Merauke, membuat Pj Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo gerah.
Pasalnya, sebagian dari truk-truk tersebut antre hanya untuk mengetap, yang membuat masyarakat menjadi korban.
Korban karena sebagian masyarakat tidak bisa lagi kebagian BBM yang disubsidi pemerintah.
‘’Bapak ibu, ketika kita mulai kerja beberapa proyek itu orang cari truk untuk angkut pasir tidak ada. Truknya lagi antre di SPBU. Tapi ternyata di bawah truk itu mereka tambah tanki. Tanki buatan selain tanki standar yang dibuat pabrik. Jadi ada yang nakal. Tidak semua. Ada beberapa oknum,. Mereka isi banyak-banyak lalu mereka jual. Dia pikir kalau dia kerja proyek dia hanya dapat Rp 1-2 juta. Tapi kalau dia antre, dia bisa dapat sampai jutaan tanpa kerja. Hanya antre dan tidur di dalam truk. Nanti BBM subsidi masuk dan jual lagi. Ini yang mengakibatkan kelangkaan BBM,’’ kata Apolo Safanpo, di hadapan para petani di Kampung Marga Mulya, SP 2 Semangga Merauke, Sabtu (11/02/2024).
Mantan Rektor Uncen ini menjelaskan bahwa mereka yang nakal ini sudah sering ditertibkan.
‘’Ini kita imbau dan nasihat terus menerus. Tapi tidak bisa. Makanya saya rapat beberapa waktu lalu dengan bapak Danrem, Bapak Kapolda dan teman-teman inspektur. Kita minta untuk ditertibkan. Tapi kalau masih nakal tangkap saja. Bikin susah rakyat,’’ tandasnya.
Apolo Safanpo mengungkapkan bahwa dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) hanya ada 2 yakni kesalahan dan kejahatan. Kesalahan terjadi karena ketidaktahuan. Sedangkan kejahatan yakni sesuatu yang sudah diketahui tapi disegaja.
"Oleh karena itu, tahun lalu kita anggap kesalahan sehingga kita beritahu jangan lalukan lagi. Tapi kalau tahun ini masih lakukan berarti kejahatan dan tangkap saja,’’ tandasnya.
Ke kadar, antrean ke SPBU di Merauke untuk mendapatkan BBM subsidi khususnya solar telah berlangsung kurang lebih 4-5 tahun terakhir. Sementara untuk BBM jenis Pertalite yang juga subsidi, antreannya hanya berlangsung 2-3 jam setiap hari. Karena Pertalite hanya dijual sekitar 2-3 jam di SPBU sudah habis. Tapi anehnya, di luar SPBU dengan menggunakan mesin pompa mini tidak terbatas. Bisa sampai 1x 24 jam dengan harga Rp 13.000 perliter.
Edi Mangun selaku Area Manager Comm, Rel dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku di Merauke mengaminkan adanya indikasi penyalahgunaan BBM subsidi di Merauke tersebut. Namun menurutnya, untuk mengungkap dan menangani dugaan penyalahgunaan BBM subsidi ini menjadi tugas aparat penengak hukum, bukan Pertamina. (*)