CEPOSONLINE.COM, MERAUKE- Pj Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo melakukan dialog sekaligus memberikan bantuan alat tanam dan panen jagung bagi petani jagung yang ada di SP 2 Semangga, Distrik Semangga Merauke, Sabtu (10/02/2024).
Dalam pertemuan dan dialog tersebut, petani yang ada di SP 2 Semangga maupun petani lainnya yang datang dari Distrik Jagebob Merauke tampak bergairah kembali untuk menanam jagung. Pasalnya, saat ini sebuah perusahaan pembuatan pakan ternak ayam telah hadir di Merauke dan siap untuk membeli jagung petani tersebut.
Apolo Safanpo mengungkap bahwa berdasarkan data yang telah dihimpun Pemprov Papua Selatan, ternyata di Merauke banyak usaha-usaha peternakan, meliputi peternakan sapi, kambing dan juga ayam. Khusus untuk peternakan ayam, baik ayam petelur maupun untuk daging ternyata dari hasil olah data menunjukan bahwa seluruh uang yang beredar dalam bisnis peternakan, 75 persennya untuk pembelian pakan.
Sementara pakannya, diberi setiap pagi, siang, sore bahkan malam. Non stop. Kita beli 1 karung Rp 350.000 sekarang Rp 500.000 dan belinya di Makassar dan Surabaya. Artinya, bisnisnya di sini tapi 75 persen uangnya keluar dari Merauke ke Sulawesi dan Jawa,’’ katanya. .
Sementara dari pakan ternak ayam tersebut, ternyata 75 persen berasal dari Jagung, 15 persen tepung ikan dan sisanya bahan campuran lainnya.
‘’Karena itu, pemerintah bersama beberapa kelompok masyarakat kita coba untuk mendirikan sebuah pabrik pakan di Merauke yang sudah berdiri sejak tahun 2023 lalu,’’ katanya.
Meski pabrik tersebut sudah berdiri, namun tidak memiliki bahan baku untuk membuat pakan ternak tersebut. Mereka masih harus mendatangkan dari luar Papua.
‘’Sebenarnya kita memiliki potensi lahan di Papua Selatan. Kalau kita manfaatkan potensi itu, maka masyarakat kita bisa sejahtera,’’ kata Pj Apolo Safanpo.
Supoyo, pengelola pembuatan pakan ternak ayam tersebut mengaku bahwa dalam sebulan pihaknya melalui Bulog harus mendatangkan sekitar 200 ton jagung untuk pembuatan pakan ternak tersebut. Jumlah tersebut hanya cukup untuk ternak ayam yang dipeliharanya saat ini.
‘’Jika jagung ini harga Rp 5000 perkilo saja, maka setiap bulannya kita harus bawa uang keluar Merauke Rp 1 miliar. Bayangkan kalau itu bisa beredar di petani kita di Merauke, maka tentu petani kita bisa sejahtera,’’ jelasnya.
‘’Tapi karena sekarang sudah ada pasar dan dibantu oleh pemerintah, maka membuat kami bergairan untuk tanam jagung kembali. Kami tetap tanam padi, itu tidak kami tinggalkan untuk memenuhi kebutuhan kami,’’ pungkasnya. (*)