CEPOSONLINE.COM, MERAUKE- Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI) menggelar pelatihan wasit dan pelatih tenis meja tingkat daerah dan nasional bagi para wasit dan pelatih PTMSI Provinsi Papua Selatan yang akan berlangsung selama 5 hari dimulai Rabu (15/11/2023).
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Soleman Jambormias mewakili Pj Gubernur Papua Selatan saat membuka kegiatan tersebut mengungkapkan, pelatihan wasit dan pelatih tenis meja ini dalam rangka mempersiapkan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bulu Tangkis yang akan digelar di Papua Selatan.
‘’Kami menyampaikan terima kasih kepada PB PTMSI yang telah menggelar pelatihan wasit dan pelatih tenis meja tingkat daerah dan nasional di Provinsi Papua Selatan ini,’’ kata Soleman Jambormias.
Soleman mejelaskan bahwa tenis meja merupakakan olahraga yang cukup digemari oleh masyarakat dan semua kelompok umur dapat memainkan olahraga ini. Hanya saja, selama ini masih kurang diolahragakan. Karena itu, lanjut dia, hanya yang bisa mengolahragakan tenis meja ini adalah Drs Agustinus Joko Guritno, M.SI sebagai Ketua Umum Pengprov PTMSI Papua Selatan.
‘’Itu terbukti, Pengprov pertama yang dilantik adalah PTMSI Papua Selatan dan yang datang langsung melantik adalah Ketua Umum PTMSI,’’ jelasnya.
Terkait dengan pelatihan tersebut, Soleman Jambormias meminta peserta untuk mengikutinya dengan baik. Karena menurutnya, mencari wasit dan pelatih yang punya lisensi sangat susah.
‘‘Saya berharap para pelatih dan wasit, setelah selesai dari sini jangan pulang bawa sertifikat kasih tidur di lemari. Apalagi pelatih-pelatih. Karena ada pelatih-pelatih musiman. Nanti kalau ada pertandingan baru datang kasih tunjuk sertifikat saya pelatih,’’ katanya.
Menurut dia, pelatih yang baik adalah pelatih yang bisa membentuk orang dari yang tidak bisa menjadi bisa. ‘’Bukan sudah bisa baru kasih tunjuk bisa,’’ katanya.
Soleman mengharapkan agar setiap ada kejuaraan, tidak lagi mendatangkan pelatih dan atlet dari luar tapi menggunakan atlet dan pelatih dari Papua Selatan. ‘’Tidak boleh bawa pelatih dari luar. Kalau memang kita baru peringkat 6 tidak apa-apa. Yang penting anak Papua Selatan. Jangan kita ambil pelatih dari luar, sehingga orang Papua Selatan yang menjadi pelatih, manager, official sampaipada atletnya. Kalau disini TC kurang bagus, kita kirim tapi pelatihnya dari kita Papua Selatan,’’ pungkasnya. (*)