CEPOSONLINE.COM, MERAUKE- Petani di Merauke diminta segera memaksimalkan kuota pupuk subsidi yang diperoleh Kabupaten Merauke di tahun 2023. Pasalnya, kuota pupuk subsidi yang diperoleh Kabupaten Merauke sampai saat ini belum maksimal.
Permintaan ini disampaikan Vice Presiden PT Pupuk Indonesia wilayah timur Rohedi pada Focus Group Discussion yang diikuti kepala distrik, kepala kampung, PPL, Tim Entry terkait dengan optimalisasi pupuk subsidi 2023 dan penginputan untuk pupuk subsidi 2024 di Hotel Halogen Merauke, Senin (6/11/2023).
Rohedi mengungkapkan bahwa secara nasional yang disalurkan baru 60 persen dari anggaran subsidi sebesar 7,8 juta ton.
"Sedangkan di Merauke untuk pupuk jenis urea penyerapannya baru 2.800 ton dari total 11.000 ton. Sedangkan NPK baru 55 persen dari anggaran sekitar 6.000 ton," jelasnya.
Serapan pupuk subsidi yang rendah ini, lanjut Rohedi diakibatkan gagal panen yang telah berlangsung selama kurang lebih 3 tahun karena musim hujan yang berkepanjangan. Akibatnya, banyak petani yang tidak mengolah lahannya.
"Jika serapan pupuk subsidi ini rendah akan berpengaruh pada kuota pupuk subsidi yang akan diterima petani di Merauke.Kemungkinan kuotanya akan turun drastis jika penyerapannya tidak maksimal,"terangnya.
Rohedi juga berharap pengimputan data dalam RDKK 2024 jauh lebih baik karena ada komunikasi dan sosialisasi sehingga data yang diinput lebih akurat dan bagus lagi.
Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT, saat membuka FGD tersebut mengatakan bahwa sejak terpilih periode kedua dirinya sudah beri tugas kepada para kepala kampung untuk menyelesaikan masalah pupuk subsidi ini.
"Untuk dapat pupuk subsidi harus berdasarkan RDKK, sehingga RDKK harus diselesaikan dengan baik, " katanya.
Dikatakan, ada 2 jenis pupuk yang disubsidi pemerintah yakni urea dan podka. "Petani minta NPK ditambah juga, "katanya.
Bupati Romanus Mbaraka menjelaskan musim hujan yang cukup panjang membuat PH tanah di Merauke naik menyebabkan sejumlah penyakit bermunculan. Hal ini juga menyebabkan petani gagal panen. Namun dengan adanya musim kemarau yang sedikit panjang tahun 2023 ini diharapkan dapat mengembalikan PH ke keadaan normal.
Bupati Romanus juga menjelaskan bahwa terkait dengan kekurangan pupuk subsidi yang dialami petani selama ini, dirinya akan melakukan pertemuan dengan para kepala kampung apakah dana desa bisa digunakan untuk pengadaan pupuk subsidi. "Tapi jangan simpan pupuk subsidi itu setelah dibeli, " pintanya. (*)