CEPOSONLINE.COM, WAMENA - Sebanyak 354 kepala kampung mempertanyakan pemotongan dana desa yang angkanya dari Rp 100 juta sampai Rp 300 juta. Ironisnya pemotongan dana dari rekening kampung di Bank Papua Cabang Lanny Jaya tidak diketahui oleh kepala kampung selaku pengguna anggaran.
Para kepala kampung meminta agar sebelum pelaksanaan distribusi logistik dana tersebut harus dikembalikan ke rekening kampung, jika tidak maka tak boleh ada pilkada di wilayahnya. Disamping itu mereka juga mempertanyakan dana yang dipotong digunakan untuk apa.
Kepala Kampung Golomi Distrik Wiringgambut, Kolari Yikwa menyatakan pemotongan dana desa dilakukan langsung dari rekening kampung yang ada di Bank Papua tidak diketahui.
Atas pemotongan ini 354 Kampung sepakat logistik pemilu tidak boleh distribusi atau aktifitas pilkada tidak boleh berjalan sebelum Pemkab mengembalikan dana tersebut.
"Saya ingin sampaikan kepada KPU agar kotak logistik Pilkada tidak boleh di keluarkan sebelum ada penjelasan kemana dana itu, "tegas Kolari Yikwa.
Kepala Kampung Denomagi Distrik Balingga Barat,Yomiles Yikwa yang mengaku jika dana desa untuk kampungnya di potong sebesar Rp 300 juta. Ia pertanyakan maksud pemotongan dana tersebut.
"Intinya kembalikan dana desa yang terpotong dulu baru KPU bisa melakukan pilkada di kampung,"ujarnya.
Ditempat yang sama Kepala Kampung Ambime Distrik Nikogwe Unanius Kogoya mengakui jika dana desanya sebesar Rp 516.078. 100 namun ada pemotongan Rp 150 juta , oleh karena itu Pj Bupati Lanny Jaya dan Kepala DPMK diminta untuk jelaska, karena pengguna anggaran ini kepala kampung tapi bisa dilakukan pemotongan langsung di rekening tanpa sepengetahuan kepala kampung,
" Ini sebenarnya siapa yang perintahkan seperti ini apakah dari mentri dalam negeri atau tidak, namun yang perlu diingat sebelum dana dikembalikan tidak boleh pemilihan di Lanny Jaya,"tegasnya. (*)