kota-jayapura

Warga Kesal Gas Air Mata Masuk Rumah, Minta Aparat Gunakan Dengan Bijak

Kamis, 16 Oktober 2025 | 04:21 WIB
Warga Kota Baru Abepura saat berhadapan dengan aparat, kesal dengan gas air mata, Rabu (15/10/2025). (CEPOSONLINE.COM/JIMI)

CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA - Gas air yang digunakan aparat kepolisian untuk meredamkan masa aksi dapat kecaman dari masyarakat. Pasalnya, paparan gas air mata yang berlangsung lama dengan jumlah yang tinggi dapat berakibat fatal seperti sesak napas hingga meninggal.

Hal ini dirasakan oleh warga Kota Baru Abepura pada Rabu (15/10/2025), saat aparat kepolisian menembak gas air mata kepada masa aksi demonstrasi dari Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat Papua (AMPPTAP) Kota Jayapura.

Tak sedikit masyarakat setempat, mengeluh mengalami mata perih akibat penggunaan gas air mata yang dipakai aparat untuk meredam demonstrasi.

Terlihat sejumlah warga yang tidak terlibat dalam aksi ikut terkena semburan gas air mata itu, dan mereka menyesalkan situasi tersebut. Beberapa warga yang sempat ditemui Cenderawasih Pos dilokas tampak marah-marah kepada aparat keamanan.

Tak sedikit warga berusaha menyirami wajah dengan air untuk menghilangkan perih di mata. Dampak gas air mata yang ditembakkan itu menyebar hingga ke lokasi tempat tinggal warga di sekitar lingkaran Abepura. Rumah mereka dipenuhi asap dari gas air mata, yang menyebabkan mata perih hingga sulit bernafas.

Ungkap salah seorang warga kepada Cenderawasih Pos. Terangnya banyak masyarakat melarikan diri ke hutan untuk mencari tempat aman karena rumahnya di kepung gas air mata.

"Saya punya anak bungsu sesak nafas, asap masuk kedalam rumah banyak sekali," ungkap seorang ibu yang tidak sebutkan namanya dengan nada marah.

Sementara itu, Ketua RT 1/RW 8 Kota Baru Marselino Fanghoi mengatakan gas air mata yang digunakan aparat kepolisian sangat menganggu kenyamanan masyarakat setempat.

Dihadapan aparat Marselino mengaku tak sedikit rumah warga sempat dipenuhi dengan asap gas air mata. Dirinya menyesalkan karena aparat keamanan yang menembak gas air mata tidak tepat sasaran, mengingat sekitar lokasi aksi di Lingkaran Abepura itu banyak permukiman warga, anak-anak dan lansia yang rentan.

Ia menjelaskan asap yang memenuhi sekitar permukiman warga itu membuat mata perih dan susah bernafas. Warga bahkan sempat berebut air untuk mencuci mata mereka yang perih. Ada juga yang lari keluar rumah karena asap terlalu banyak di dalam rumah-rumah warga.

“Ada anak perempuan tadi dia bilang bapak saya sudah tidak bisa bernapas sudah setengah mati. Untung cepat tertolong,” lanjutnya menyampaikan.

Dengan tegas Marselino sampaikan, negara ini negara demokratis, jadi mestinya siapa saja boleh dan berhak menyampaikan pendapat dimuka umum atau aspirasi asal secara damai, apalagi dijamin oleh undang-undang.

Iapun sesalkan demonstrasi yang awalnya damai namun berujung ricuh padahal aksi seharusnya bisa berjalan baik jika dikawal dengan baik.

“Polisi ini tugasnya mengamankan saja, tapi saya pikir tadi itu berlebihan, lempar gas air mata sembarangan jadi warga sekitar disini yang berdampak lebih banyak karena polisi tembak gas air mata sembarang tempat,” ujarnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Ringroad Longsor Lagi, Akses Ditutup Total

Kamis, 11 Desember 2025 | 08:01 WIB