CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Papua melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) serta Audit Aset Organisasi.
Ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat kelembagaan dan tata kelola organisasi.
Kegiatan dibuka Ketua PPNI pusat yang diwakili oleh Bendahara Umum DPP PPNI, Aprisunadi yang didampingi oleh Ketua DPW PPNI, Dr. Jems K.R. Maay, S.Kep.Ns., M.Sc, di Green Abe Hotel, Sabtu (13/9/2025).
Jems Maay menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan struktural dalam menjaga keberlangsungan organisasi serta mempersiapkan masa depan profesi keperawatan yang lebih solid dan profesional.
“Kami ingin memastikan bahwa aset-aset organisasi PPNI di wilayah Papua benar-benar terdata, termanfaatkan secara optimal, dan transparan. Ini bukan semata-mata tentang inventaris, tetapi juga bagaimana kita menata rumah besar perawat agar generasi ke depan memiliki fondasi yang kuat,” kata Jems.
Inti dari kegiatan monev tersebut dilakukan untuk melaporkan harta kekayaannya PPNI Papua kepada PPNI pusat dan kemudian dilaporkan ke negara.
Dikatakan harta kekayaan PPNI Papua paling terendah diseluruh Indonesia. Hal ini dikarenakan aset milik PPNI saat ini tidak menetap seperti gedung sekretariat PPNI yang belum ada dan beberapa gedung pendukung lainnya seperti tempat usaha untuk menambah pendapatan PPNI.
Karena itu dia berharap dengan adanya Monev tersebut dapat menjadi motivasi bagi PPNI Papua untuk bisa berkembang. .
Aprisunadi memaparkan tentang pentingnya manajemen aset yang akuntabel sebagai pondasi profesionalisme dan keberlanjutan organisasi.
“PPNI bukan hanya organisasi profesi, tetapi juga harus menjadi institusi yang kuat secara manajemen dan transparan dalam pengelolaan asetnya. Ke depan, semua wilayah harus memiliki data aset yang jelas, terintegrasi dengan sistem keanggotaan (SIMK), serta dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan kapasitas perawat,”katanya dalam sambutan.(*)