CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA-Aliansi mahasiswa Papua Kota Jayapura mengecam kekerasan aksi kekerasan yang terjadi di Sorong, Papua Barat Daya pada, Rabu (27/8/2025) lalu.
Kepada Cenderawasih Pos di Abepura, Kordinator lapangan aksi Aliansi mahasiswa Papua Kota Jayapura Yulianus Bunai (22) mengatakan pihaknya menuntut Kapolda Papua Barat Daya membebaskan empat (4) Tahanan politik (Tapol) Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) yang saat ini tengah menghadapi proses hukum.
"Kami menuntut Kapolda Papua Barat Daya bebaskan empat tahanan politik di Sorong beberapa hari yang lalu. Kami juga minta stop kekerasan militer di tanah Papua terutama di Sorong dan Manokwari (Papua Barat)," ucapnya dengan tegas, di lingkaran Abepura, Selasa (2/9/2025) pagi.
Selain itu pihaknya mempertanyakan empat tahanan tersebut dipindahkan ke Makassar, Sulawesi Selatan.Sementara di satu sisi kondisi Makasar saat ini sedang tidak kondusif.
"Kenapa harus pindah ke Makasar? Sementara kondisi Makasar saat ini sementara tidak baik-baik saja," ujarnya.
Dari pantauan Cenderawasih di lokasi, setidaknya 200 mahasiswa yang ikut dalam aksi ini. Dalam spanduk dan poster yang dibawa massa aksi masing-masing tertulis 'Bebaskan empat tahanan politik NRFPB, Kekerasan Berulang di Papua, Papua Darurat Militer Dan Investor, #RIP Demokrasi dan masih banyak lainnya.
Adapun Empat anggota NFRPB yang dimaksud, yakni Abraham Goram Gaman (55) sebagai menteri dalam negeri dan staf khusus presiden NFRPB, Piter Robaha (55) sebagai perwira tinggi dan wakil kepolisian daerah NFRPB, Maksi Sangkek (39) sebagai perwira menengah di kepolisian NFRPB wilayah Sorong, dan Nikson Mai (56) sebagai anggota tentara NFRPB.
Aparat kemanan dari Polresta Jayapura, Polsek Abepura hingga Brimob dari Polda Papua tampak mengawasi jalannya aksi. Masa yang tergabung dalam aliansi tersebut terus berdatangan hingga berita ini di naikan. (*)