CEPOSONLINE.COM, MIMIKA - PT Freeport Indonesia (PTFI) menyerahkan 2,3 ton bantuan untuk warga terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Dalam keterangan tertulis yang diterima media ini, Selasa (13/5/2025), penyerahan ini dilakukan langsung oleh Vice President Papuan Affairs PTFI Soleman Faluk secara simbolis kepada Bupati Jayawijaya Atenius Murip di Wamena, pda Sabtu 10 Mei 2025.
Dalam kesempatan itu, Soleman menyampaikan keprihatinan PTFI terhadap bencana yang melanda Kabupaten Jayawijaya tersebut.
"Kami sangat prihatin atas bencana yang terjadi."
"Semoga Tuhan memberikan perlindungan, kesehatan, dan ketabahan kepada seluruh saudara-saudara kita yang sedang menghadapi masa sulit akibat banjir dan longsor."
"Semoga bantuan ini dapat membantu pemenuhan kebutuhan dasar dan mempercepat proses pemulihan,” kata Soleman.
Soleman menambahkan PTFI terus mendukung upaya kemanusiaan dan pembangunan sosial di tanah Papua, terutama dalam situasi darurat seperti saat ini.
“PTFI akan terus bersama warga dan pemda dalam doa dan dukungan. Semoga proses pemulihan berjalan lancar dan masyarakat bisa segera bangkit kembali,” katanya.
Adapun bantuan sosial dari PTFI mencakup bahan makanan dan perlengkapan sehari-hari untuk kelompok rentan seperti bayi, anak-anak dan perempuan.
“Kami berkomitmen membantu dan meringankan beban warga yang terdampak bencana dan mendukung berbagai program pemerintah, termasuk memberikan bantuan kemanusiaan,” tutupnya.
Sementara itu, Bupati Jayawijaya Atenius Murip dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada PTFI dan bantuan segera disalurkan kepada warga terdampak yang saat ini sangat memerlukan bahan makanan dan barang kebutuhan sehari-hari.
“Terima kasih kepada Freeport Indonesia yang telah datang melihat dan memberikan bantuan kepada masyarakat, dan kami terima dengan ucapan syukur atas nama masyarakat. Kami Pemda Jayawijaya akan menyalurkan bantuan ini kepada masyarakat,” katanya.
Bencana alam banjir dan longsor di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan terjadi akibat intensitas hujan tinggi pada 25 April lalu.
Banjir menerjang honai dan rumah warga, perkebunan, sekolah, jembatan, gereja, dan berbagai infrastruktur lainnya.