• Senin, 22 Desember 2025

BMKG: Oktober Jadi Puncak Kemarau Kering di Indonesia

Photo Author
- Kamis, 5 Oktober 2023 | 10:39 WIB
ILUSTRASI - Kekeringan terjadi dan kebanyakan daerah mengalami kesusahan air bersih, gagal panen, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
ILUSTRASI - Kekeringan terjadi dan kebanyakan daerah mengalami kesusahan air bersih, gagal panen, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA – Indonesia saat ini tengah dilanda kemarau kering. Akibatnya, kekeringan terjadi dan kebanyakan daerah mengalami kesusahan air bersih, gagal panen, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Semua ini merupakan efek dari fenomena El Nino.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, puncak El Nino terjadi pada September 2023 lalu.

[irp posts="103618" ]

Namun, setelah melakukan pengamatan satelit, Oktober 2023 ini masih jadi puncak kemarau kering di Indonesia.

Fenomena ini diprediksi bakal mereda pada November 2023 nanti.

Sebab, pada saat itu, Indonesia sudah  memasuki masa transisi ke musim hujan.

”El Nino masih masuk moderat sampai akhir tahun dan berakhir di Maret,” papar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

[irp posts="87006" ]

Indonesia bagian selatan khatulistiwa, menurut Dwikorita, akan terdampak paling lama.

Saat di beberapa daerah di utara khatulistiwa sudah hujan, wilayah di selatan khatulistiwa belum terbentuk awan.

Sehingga hujan belum akan turun.

“Kalau diprediksi, baru awal November di Jawa, Nusa Tenggara, sampai Papua (yang terbentuk awan, Red),” terang dia.

[irp posts="86203" ]

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengungkapkan, hingga saat ini 60 hingga 80 persen embung masih efektif untuk mengairi pertanian.

Di sisi lain, karhutla masih terjadi.

Hingga 2 Oktober, terpantau ada 6.659 hot spot. Sebanyak 80 persennya berpeluang menjadi fire spot atau titik api.

“Perkiraan saya, dengan situasi di September dan Oktober, akan bertambah,” katanya.

[irp posts="49289" ]

Siti mengungkapkan, sejak 28 September tim pengendali karhutla berjibaku mengendalikan titik api di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

Riau dan Jambi juga termasuk yang dimonitor.

Siti menjamin hingga kini tidak ada asap yang menyeberang ke negara tetangga seperti Malaysia.

[irp posts="82827" ]

Koordinator Laboratorium Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) BRIN Budi Harsoyo menjelaskan, misi TMC saat ini fokus untuk mengatasi karhutla di Sumatera dan Kalimantan.

Belum ada rencana untuk wilayah Jawa.

Terkait produktivitas pangan, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, sejumlah upaya telah dilakukan.

“Langkah penanganan yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah,” ucap dia.

[irp posts="99756" ]

Di antaranya percepatan tanam pada wilayah yang masih terdapat sumber air. Kemudian menanam komoditas tanaman pangan yang lebih hemat air (padi tahan kering), varietas umur pendek, dan menanam jagung atau kacang-kacangan.

Selain itu, dilakukan normalisasi saluran untuk drainase dan menyiapkan sumber air alternatif.

Secara khusus, upaya menekan dampak El Nino dilakukan melalui Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino.

Gerakan nasional itu berupa kegiatan tambah luas tanam 500 ribu hektare di 10 provinsi dan 100 kabupaten.

“Progresnya terus kami monitor dengan melakukan koordinasi antara pusat dan daerah serta terjun langsung ke lapangan,” jelasnya. (*)

Sumber: JawaPos.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Persiapan Mandatori B50 Harus Clear and Clean

Kamis, 13 November 2025 | 22:33 WIB

MIRIS! Dapur MBG Kekurangan Ahli Gizi Berpengalaman

Sabtu, 27 September 2025 | 12:06 WIB
X