Penjabat Bupati Sarmi Markus Mansnembra bersama Forkopimda menutup Festival Negeri 1000 ombak Sarmi, Sabtu (23/9/2023). Weny firmansyah/cepos
SARMI-Festival Negeri 1000 Ombak Sarmi resmi ditutup Sabtu (23/9) kemarin. Even seni dan budaya terbesar di Sarmi itu ditutup dengan penampilan seniman dan artis Papua dan sejumlah tarian Yosim dan lemon nipis di Telaga Cemara Kampung Holmafen.
Penjabat Bupati Sarmi Markus Mansnembra SH, MM memberikan apresiasi kepada masyarakat, para tokoh masyarakat, tokoh agama bahwa penyelenggaraan Festival Negeri 1000 ombak telah sukses mengangkat seni dan budaya Sarmi yang selama ini tidak pernah dilihat, diangkat ke permukaan sehingga dapat disaksikan oleh masyarakat yang hadir selama Festival Negeri 1000 ombak di Holmafen.
"Ya, secara singkat pasti ada yang bertanya-tanya mengapa Festival ini diselenggarakan, jawabannya Festival ini adalah sebagai sarana untuk mempromosikan, mengenalkan, memunculkan potensi seni dan budaya kepada masyarakat lainnya yang selama ini kita tidak lihat, selama lima hari ditampilkan, banyak juga kreatifitas, kerajinan tangan dari Sarmi selama Festival ditampilkan. Mari kita beri aplaus bagi pengrajin Sarmi," Ungkap Pj Bupati Sarmi yang disambut tepuk tangan masyarakat.
Aldo, salah satu siswa SMA di Sarmi mengungkapkan sangat senang dengan kehadiran Festival Negeri 1000 ombak di Kampung Holmafen. Siswa kelas 11 itu mengaku setiap hari berkunjung ke tempat ini (Holmafen). "Kitong kesini tidak hanya nonton tapi juga lihat-lihat stand yang ada, banyak juga makanan di sini, saya dan teman-teman senang sekali," Katanya.
Di tempat yang sama mama Saraborom penjual kerajinan tangan mengaku sangat senang dengan Festival ini, jualannya cukup laris dibeli masyarakat yang datang ke Holmafen.
Festival ditutup dengan penampilan dari sanggar-sanggar seni di Sarmi, lemon nipis, musisi Anafre Singers, Edgar, dan trio Papua yang menghibur masyarakat yang datang dari Distrik Bonggo sampai Distrik Sarmi.(*)