NUMFOR- Dalam menyikapi sejumlah permasalahan yang bertalian dengan peran dan tanggungjawab Yayasan Pendidikan Kristen ( YPK) di Tanah Papua terhadap kemajuan pendidikan di Kabupaten Biak Numfor khususnya di Pulau Numfor, Ketua Pengelola Sekolah Wilayah (PSW ) YPK Kabupaten Biak Numfor, Johanis A. Msiren, SP, M.Si, yang juga sebagai Sekretaris Dinas Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Biak Numfor, disela-sela kegiatan Bintek Pengolahan Ikan dan Pemasaran Serta Kelembagaan Usaha Perikanan di Kampung Kameri Distrik Numfor Barat, memanfaatkan waktu luangnya dalam Focus Group Discussion( FGD) dengan kepala sekolah dan Guru SD YPK se Pulau Numfor sebanyak 15 sekolah dari 89 sekolah di Biak Numfor ( TK 7, SD :73 , SMP : 7, SMA/ SMK:6.), yang dilaksanakan pada hari Rabu (14/6) di SD YPK Rehobot Syoribo Distrik Poiru Kabupaten Biak Numfor.
Permasalahan yang menjadi topik diskusi yang dimoderati Pengawas SD, Agustinus Ap, S.PdK, dengan peserta Rapat : Lambertus Paraibabo, Permenas Baransano, Mince Wanma, Kalvin Bonay, Ester Dina Wambrau,S.Pd, Yanes Wanma, S.Pd, Anace Womsiwor, Ana Rosita Sarwa , Nelce Maninemwarba, AmdK dan Dr. Drs.Gasper Liauw, M.Si, yang adalah Dosen IPDN sebagai pemerhati pendidikan di Tanah Papua).
Agenda Diskusi pertama, .Data Pokok Pendidikan( Dapodik ) yang menjadi penyebab sejumlah sekolah di Pulau Numfor tidak memperoleh Dana BOS pada tahun 2023.Solusi yang disepakati adalah membentuk Tim Kerja Dapodik YPK , terdiri dari 3-5 Orang Asli Papua (OAP) yang memahami IT sehingga bersinergi dengan Tim Dapodik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Biak Numfor. Keanggotaan Tim Dapodik, akan ditentukan dalam Rapat guru-guru se Pulau Numfor dalam beberapa hari ke depan. Pembiayaan Tim Dapodik bersumber dari prosentasi dana YPK dari jemaat yang telah menjadi kesepakatan dalam Sidang Klasis wilayah III khusus Biak Numfor.
kedua, Sejumlah kepala sekolah yang telah menduduki jabatan Kepala Sekolah lebih dari satu tahun namun belum dilantik. Solusi yang disepakati adalah Ketua PSW YPK menindaklanjuti permasalahan tersebut kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang berwenang.
-
Ketiga, Guru- guru honor YPK telah mengabdi 3- 5 tahun namun hak dan status kepegawaian belum memenuhi harapan sebagai pendidik yang setia dalam pengabdian. Solusi yang disepakati, adalah Ketua PSW YPK memfasilitasi permohonan guru- guru dimaksud kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dan pejabat yang berwenang atau kepada Manajemen YPK Di Tanah Papua yang merupakan anak kandung GKI Di Tanah Papua.
Keempat, Belum dilantiknya Ketua PGRI yang mengayomi guru Yayasan maupun negeri, sehingga tidak berperan secara efektif dalam mengemban tugas dan fungsinya. Solusi yang disepakati adalah Ketua PSW YPK memfasilitasi percepatan pelantikan dimaksud kepada pejabat yang berwenang.
Kelima, Sumber keuangan sekolah yang belum memadai. Solusi yang ditawarkan PSW YPK dan disepakati adalah membangun usaha pembuatan ikan asin berbasis sekolah, Pembuatan kopra, pembuatan Virgin Coconuts Oli( VCO), pengumpulan kelapa kering kepada seluruh anak didik satu buah pada setiap minggu. Solusi ini didasarkan pada analisi potensi daerah yang ada di Pulau Numfor.
Mengakhiri rapat, moderator memberikan pesan filosofis atau motto Pulau Numfor yang dituturkan Yusuf Melianus Maryen, mantan Bupati Biak Numfor “Manggorwamba”yang artinya “ Pasti kembali”. Siapa yang pernah datang ke Numfor suatu saat pasti datang kembali ke “pulau harapan”walaupun hujan dan badai menghadang di depan. (luc)