Bupati Jayawijaya, Jhon Wempi Wetipo saat disambut para narapidana Lapas Kelas II B Wamena pada pengumuman pemberian remisi, Jumat, (17/8)
WAMENA–Seorang narapidana (Napi) di Lapas Kelas II B Wamena akhirnya dibatalkan remisinya lantaran dinilai tak berkelakuan baik karena pernah bertindak sebagai provokator penyerangan terhadap aparat sipir yang mengakibatkan 16 narapidana melarikan diri dari Lapas tersebut beberapa waktu lalu.
Kepala Lapas Kelas II B Wamena, Yusak Bin Sabetu mengakui, satu Napi yang dibatalkan remisinya berinisial LM. Remisinya dibatalkan karena yyang bersangkutan melakukan pelanggaran.
“LM ini memprovokasi Napi lain dan membongkar pintu Lapas dan melarikan diri, ia juga terlibat dalam aksi penyerangan kepada petugas sehingga kami batalkan remisinya,”ungkapnya usai mengumumkan pemberian rimisi HUT Kemerdekaan RI ke- 73 di Lapas Kelas II Wamena, Jumat, (17/8).
Menurutnya, ini menunjukan perilaku yang tidak terpuji sehingga berdasarkan masalah itu maka pihaknya mencabut SK pemberian remisi kepada LM. “Pemberian remisi ini tidak mutlak milik para Napi, kalau menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak baik maka kita akan cabut pengusulan remisinya ataupun SK remisinya,”jelasnya.
Jumlah warga binaan di Lapas Wamena, kata Yusak, berjumlah 69 Napi, yang mendapat remisi untuk 2018 ini berjumlah 50 orang, sedangkan 19 orang tak mendapat remisi, diantaranya Napi Narkoba karena remisi itu hanya bisa diberikan dari pusat, semua Napi Narkoba dipastikan tak mendapat remisi.
“Rata –rata Napi Narkoba tak mendapat remisi, karena untuk narkoba ini ketat dan harus dari Kementerian Hukum dan HAM,”katanya.
Ia menambahkan, dari remisi yang diberikan yang terbanyak itu 5 bulan yang didapat oleh Arnold Bader, yang merupakan Napi terlama di Lapas Kelas II B karena divonis 12 tahun penjara,kalau tahun depan ia jalani dengan baik maka ia kembali mendapat remisi.(jo/tho)
