CEPOSONLINE.COM, MIMIKA - Di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, harga daging babi justru mengalami penurunan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika, drh. Sabelina Fitriani, harga daging babi turun karena populasi babi di Mimika kini kembali meningkat pasca merebaknya virus African Swine Fever (ASF).
Sabelina mengatakan bahwa harga daging babi pada tahun 2024 lalu di bulan Desember berkisar di Rp250 ribu per satu kilogram. Sementara di tahun ini turun menjadi Rp150 ribu.
Bahkan, jumlah babi yang dipotong di tahun ini jika dibandingkan dengan menjelang Nataru 2024 ikut meningkat. Begitupun dengan stok babi menjelang nataru tahun ini mencukupi.
"Satu hari sekarang bisa dipotong 16 ekor, itu hampir sama saat sebelum terjadi wabah. Kalau waktu wabah, satu ekor saja dipotong belum tentu habis karena harga terlalu mahal," ujar Sabelina saat ditemui awak media, Jumat 19 Desember 2025.
"Kita memperkirakan untuk Nataru, untuk pemotongan babi biasanya di hari raya sampai ke 100 ekor, itu akan cukup," sambungnya.
Lebih lanjut, kata Sabelina populasi babi di Mimika saat ini sudah di atas 50 persen atau sekitar 7000 ekor.
Para pedagang hingga peternak, dan pemotong babi di Mimika pun diimbau agar tidak menaikkan harga menjelang Nataru.
Hal itu untuk menghindari tekanan harga seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya yang pada akhirnya berdampak pada inflasi daerah.
“Kita perlu kerja sama agar masyarakat bisa merayakan Natal dan Tahun Baru dengan tenang,” pungkasnya. (*)