CEPOSONLINE.COM, MIMIKA - Beras dan daging babi masih menjadi penyebab tingginya inflasi di Kabupaten Mimika hingga September 2025.
Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mimika, Yulius Koga saat diwawancarai, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Yulius Koga menyebutkan bahwa untuk harga beras sendiri sampai saat ini masih bertahan di angka Rp19.000 per satu kilogram (kg).
Kata Yulius, kondisi ini telah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir dikarenakan berdasarkan informasi yang diterima dari distributor bahwa harga beras dari daerah asal turut mengalami lonjakan harga.
"Jadi berbagai macam cara kami lakukan untuk (harga beras,red) bisa bertahan di (Rp19.000)," tutur Yulius Koga.
Lebih lanjut dikatakan, sementara untuk daging babi hingga kini masih bertahan di angka Rp250.000 per satu kg.
Ia menyebutkan, harga daging babi cukup sulit untuk diintervensi. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mimika bahkan telah menyurat ke Pemerintah Provinsi agar daging babi dikeluarkan dari komoditas pengukur inflasi.
Hal yang sama juga ditindaklanjuti ke Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menghapus babi dari komoditas pengukur inflasi namun dikarenakan konsumsi babi yang tinggi di Mimika sehingga komoditas yang satu ini tidak dapat dikeluarkan.
"Sebenarnya ini (babi,red) tidak ada di dalam daftar inflasi, tapi karena teman-teman di provinsi mereka melihat bahwa konsumsii babi di kabupaten ini terlalu tinggi sehingga mereka tambahkan itu," kata Yulius.
Lebih lanjut, Yulius berharap agar menjelang hari raya Natal 2025 nantinya harga daging babi di Mimika sudah kembali normal.
"Sementara ini kami masih kesulitan intervensi daging babi itu. Kalau yang lain-lain kami bisa melakukan apapun," tutupnya. (*)