CEPOSONLINE.COM, KEEROM-Pemerintah Kabupaten Keerom melalui Dinas Kesehatan terus berupaya untuk mencegah stunting di Negeri Tapal Batas, Keerom.
Dimana diketahui, stunting masih menjadi isu besar di Indonesia, termasuk di Kabupaten Keerom.
Peran serta masyarakat termasuk pemerintah sangat diperlukan guna penanganan pencegahan serta percepatan penurunannya.
OPD atau dinas yang berkompeten, BUMN, TNI-POLRI dan semua stakeholder terkait sangat diharapkan mengalokasikan anggarannya untuk keperluan intervensi, baik intervensi yang bersifat spesifik maupun sensitif.
Kali ini, dalam upaya pencegahan stunting, Dinas Kesehatan (Dinkes) Keerom memberikan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi remaja di tingkat SMP-SMA sederajat dan remaja di masyarakat seperti karang taruna, remaja gereja dan masjid.
Pemberian PMT diawali di SMP-SMA YPPK Taruna Tegase, Distrik Arso Kota, pada Jumat (17/11).
Dinkes Keerom tak sendirian, stakeholder dari Perbankan dalam hala inibBPD cabang Keerom dan Bank Mandiri hadir sebagai wujud dukungan kepada remaja di sekolah.
Dukungan nutrisi berupa telur, susu, kacang hijau, dan lainnya serta minum tablet tambah darah.
“Start awal dari kegiatan ini baru dilakukan pada beberapa sekolah yakni SMP dan SMA YPPK Taruna Tegase di Distrik Arso, SMPN 6 dan SMAK Negeri di Arso 14 Distrik Skanto. Kemudian Karang Taruna di Kampung Alang-alang Raya Distrik Skanto, SMPN 5 dan Karang Taruna Kampung Wonorejo, Distrik Mannem. Ini akan terus berkelanjutan ke distrik lain pada tahun 2024,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Keerom, dr. Faustina Helena Burdam, MPH.
Menurut Kadinkes dr. Faustina Burdam, salah satu kelompok yang patut dan tepat disasar agar berperan dalam pencegahan stunting adalah remaja. Dimana remaja merupakan kelompok potensial yang bisa dilibatkan dalam program pencegahan stunting.
Diakuinya, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja agar dapat berperan dalam upaya pencegahan stunting, dan menurunkan kasus stunting di masa yang akan datang. Seperti perencanaan keluarga, pengetahuan tentang pola gizi seimbang, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR) dan pengasuhan 1000 HPK.
Perencanaan keluarga menurut dr. Faustina Burdam, remaja diharapkan paham akan pentingnya perencanaan keluarga. Hal-hal yang perlu direncanakan sebelum masuk jenjang pernikahan, antara lain, usia ideal, matang secara mental, kesiapan secara ekonomi serta sehat secara fisik.
"Dengan perencanaan keluarga, akan dapat menghindari pernikahan dini/pernikahan usia anak, yang dapat menghasilkan keturunan bayi stunting. Ini sesuai tagline BKKBN yaitu Berencana Itu Keren," jelasnya.
Kemudian pengetahuan tentang pola gizi seimbang, dengan pengetahuan yang cukup pada saat remaja menjadi orang tua, maka akan paham apa yang harus dilakukan. Pemenuhan gizi seimbang pada saat kehamilan itu penting, karena menjamin kesehatan janin yang ada di dalam rahim.