• Minggu, 21 Desember 2025

Anies Baswedan Kunjungi Museum Papua di Jerman, Punya Lebih dari 800 Artefak

Photo Author
- Selasa, 4 November 2025 | 12:56 WIB
Salah satu koleksi di Museum Papua Indonesia di Jerman (website/kirm.de)
Salah satu koleksi di Museum Papua Indonesia di Jerman (website/kirm.de)

CEPOSONLINE.COM – Belum lama ini, Anies Baswedan melalui akun Instagram pribadinya membagikan momen saat ia mengunjungi Museum Papua Indonesia di Gelnhausen, Jerman.

Museum ini diresmikan pada 2015 oleh Anies Baswedan saat dirinya menjabat sebagai Menteri Kebudayaan Republik Indonesia.
Rumah tua ini menyimpan ratusan artefak dari tanah Papua.
Diketahui, tempat ini dikenal sebagai Papua Museum, berisi koleksi pribadi yang dikumpulkan Dr. Werner Weiglein, seorang antropolog asal Jerman, melalui ratusan ekspedisi selama lebih dari 40 tahun.
Awal mula kecintaan Weiglein pada budaya Papua, berawal ketika dirinya kerap melakukan penjelajahan ke Indonesia di tahun 1972.
Ia pertama kali menginjakkan kaki di Papua pada tahun 1978, dan langsung jatuh hati.
Weiglein lalu mulai bekerja sebagai pemandu wisata dan membawa banyak turis mancanegara untuk berkunjung ke Papua.
Pada tahun 1995, Weiglein bersama dengan temannya yang merupakan orang Indonesia, bekerja sama membangun sebuah resort di Wamena, yang diberi nama The Baliem Valley Resort.
Awalnya dia tidak terpikir untuk membangun museum, ia hanya sering membawa suvenir khas Papua saat pulang ke Jerman.
Setidaknya ada lebih dari 800 artefak budaya Papua yang tersimpan dalam museum tersebut.
Terdiri dari berbagai alat tradisional masyarakat Papua, mulai dari artefak, patung, jimat, topeng, dan berbagai benda lainnya
Dalam tayangan video yang dibagikan oleh Anies, bagian depan museum berisi sejumlah barang dari Papua New Guinea.
Sementara, di lantai bawah merupakan barang-barang dari seluruh kawasan Papua.
Museum Papua itu bisa dikatakan sebagai wakil atau representasi dari budaya Papua dan Papua Nugini.
Diakui Werener, tujuan mendirikan museum ini adalah untuk kelestarian bukti dan penelitian ilmiah.
“Sebuah potongan Papua tersimpan jauh di Eropa dan tetap menghubungkan kita pada kekayaan budaya yang luar biasa di ujung timur Indonesia,” pungkas Anies.
Dahulu, kata dia, Museum Papua dibuka untuk publik.
Namun kini, kunjungan hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan dan khusus untuk kelompok.
Jika ingin berkunjung, bisa menghubungi pihak museum lewat email [email protected] untuk informasi lebih lanjut. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gratianus Silas

Tags

X