nasional

VIRAL! Raja Ampat Papua dalam Bahaya akibat Industri Tambang Nikel, Greenpeace Bertindak

Rabu, 4 Juni 2025 | 10:23 WIB
KOLASE - Seruan aktivis Greenpeace Indonesia yang menyebut Raja Ampat dalam bahaya karena dugaan aktivitas industri tambang nikel di wilayah tersebut. (GREENPEACE INDONESIA)

CEPOSONLINE.COM, RAJA AMPAT – Raja Ampat mendadak viral di jagat media sosial.

Ini akibat video Greenpeace Indonesia yang menduga adanya pencemaran lingkungan akibat aktivitas industri tambang nikel di wilayah tersebut.

Wilayah yang terletak di Provinsi Papua Barat Daya ini memang terkenal se-Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara, karena keindahan alamnya.

Keindahan pemandangan bawah laut Raja Ampat membuatnya memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Bagi penggiat konservasi, Raja Ampat adalah jantung dari segitiga terumbu karang dan pusat keanekaragaman hayati baik di darat maupun di lautan.

Sedangkan, untuk masyarakat setempat, Raja Ampat adalah sumber kehidupan.

Tak heran jika Raja Ampat dijuluki “The Last Paradise on Earth”.

Bahkan, wilayah ini telah diakui UNESCO sebagai situs warisan dunia global geopark.

Namun, Greenpeace Indonesia menyebut bahwa Raja Ampat dalam bahaya karena diduga adanya aktivitas industri tambang nikel di wilayah tersebut.

Dikutip dari Greenpeace Indonesia, disebutkan ada pulau kecil yang sudah dikeruk, dan adapula hutan yang sudah dibabat.

Dengan demikian, tak lama lagi sumber air akan tercemar, kehiduapan bawah laut akan rusak, dan bahkan masyarakat setempat akan kehilangan sumber kehidupan mereka.

“Nikel digadang-gadang sebagai solusi energi bersih, tapi ironisnya menciptakan kehancuran di berbagai tempat. Kini alam Raja Ampat juga dibabat, tanahnya dikeruk, lautnya dirusak.”

“Oleh karenanya kita perlu bersuara, menyuarakan mereka yang tak didengar. Di masa seperti ini, tak ada yang lebih kuat dari kebenaran yang disuarakan,” ujar Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik.

Disebutkan, kegiatan penambangan nikel berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada terumbu karang dan habitat darat melalui penggundulan hutan, sedimentasi, dan polusi.

Halaman:

Tags

Terkini

Persiapan Mandatori B50 Harus Clear and Clean

Kamis, 13 November 2025 | 22:33 WIB

MIRIS! Dapur MBG Kekurangan Ahli Gizi Berpengalaman

Sabtu, 27 September 2025 | 12:06 WIB