CEPOSONLINE.COM, MERAUKE- Adanya pernyataan Sekretaris DPD I Partai Golkar Provinsi Papua Selatan, Prayogo terkait proses pemecatan Hendrik Mahuze baik sebagai kader maupun sebagai Ketua Harian Partai Golkar Kabupaten Merauke ditanggapi balik oleh Hendrik Mahuze yang kini menjabat sebagai Ketua DPW Partai Perindo Provinsi Papua Selatan.
Kepada wartawan di rumah perjuangan HMZ, Hendrik Mahuze mengatakan bahwa perpindahan dari satu partai ke partai lain merupakan sebuah kewajaran.
‘’Saya kasih contoh, bapak John Gluba Gebze yang dulunya pembina di Partai Golkar dan sekarang di Partai Hanura. Lalu bapak bupati kita sekarang Romanus Mbaraka, dulu ketua Partai Golkar sekarang sebagai ketua DPW Partai NasDem Provinsi Papua Selatan. Kemudian Steven Abraham dari Gerindra pindah ke NasDem. Tapi bagi saya, saya menanggapi hal ini bahwa apa yang disampaikan sekretaris itu menurut saya masih kepo dengan saya. Jadi saya mau sampaikan kepada Sekretaris DPD I Golkar Provinsi Papua Selatan, jangan kepo dengan saya lagi,’’ tandas Hendrik Mahuze.
Dikatakan, jika proses pemecatan itu tujuannya agar orang itu tidak balik lagi ke partai tersebut, Hendrik Mahuze menegaskan tidak mungkin akan kembali lagi ke Partai Golkar.
‘’Karena saya sudah punya perahu sendiri. Yang saya mau statemen saya pagi ini untuk Pak Sekretaris DPD I, sudahlah. Kita urus partai masing-masing. Saya sudah punya partai yang namanya Perindo. Mari kita urus dan kita bersaing dan bertarung di 2024. Siapa yang mendapatkan kursi ya itulah seperti itu," katanya.
Secara organisasi, lanjut Hendrik Mahuze ketika dirinya mengundurkan diri berarti sudah tidak ada kaitan dengan Partai Golkar.
‘’Kalau urusan dia mau proses pemecatan maka seharusnya proses ini dilakukan dari DPD II Golkar Kabupaten. Bukan dari DPD I. Ketua DPD II saja tidak ada persoalan dengan saya sampai hari ini . Komunikasi kami tetap berjalan dengan baik. Saya tekankan kembali bahwa saya sudah nyaman di Partai Perindo dan tidak mungkin kembali lagi ke Partai Golkar. Sehingga saya berharap, ini menjadi catatan untuk sekretaris. Kalau bisa percaturan yang baik, berorganisasi yang baik dan bagi saya tidak mau mencari permusuhan dengan partai apapun di Merauke, sehingga jangan pernah membuat masyarakat itu jadi bigung dqan gaduh. Hendrik Mahuze tidak pernah keluar dari Partai Goiilkar karena dipecat. Karena saya tidak pernah melanggar yang namanya ADRT,’’ pungkasnya. (*)