Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa Indonesia tidak tinggal diam menghadapi diskriminasi, kampanye hitam, dan hambatan dagang terhadap sawit. Ia menyebut kemenangan Indonesia dalam sengketa sawit di WTO sebagai bukti bahwa sawit Indonesia memenuhi prinsip perdagangan dan keberlanjutan internasional.
“Ini menunjukkan bahwa keadilan dan fair play masih mungkin diperjuangkan ketika kita berdiri teguh dan berbicara berdasarkan bukti,” katanya.
Rachmat menutup sambutannya dengan ajakan kolaborasi bagi seluruh pemangku kepentingan industri sawit dari pemerintah, pelaku usaha, smallholders, hingga mitra internasional. Menurutnya, kekuatan sawit Indonesia terletak pada kemampuannya menyatukan kerja sama global untuk kebaikan bersama.
“Bersama, kita dapat menjadikan kelapa sawit bukan sumber kontroversi, tetapi simbol kerja sama. Bukan pemecah belah, tetapi jembatan perdamaian dan pertumbuhan bersama,” tutupnya.(*)