nasional

Victor Yeimo: Rakyat Papua Lawan Rasisme!

Senin, 25 September 2023 | 12:00 WIB
Ibadah syukur untuk merayakan kebebasan Viktor Yeimo yang telah menyelesaikan masa pidana di Lapas Abepura. Ibadah syukur ini digelar di Gelanggang Expo, Sabtu (23/9). (Elfira/Cepos)

JAYAPURA-Usai bebas dari penjara Lapas Abepura, Sabtu (23/9) akhir pekan kemarin,  Juru Bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB)  Viktor Yeimo bersama seribuan mahasiswa dan masyarakat simpatisannya, menggelar acara syukuran di Gelanggang Ekpo Waena, Sabtu (23/9).


  Di hadapan para simpatisasnnya, Viktor Yeimo  menyerukan agar  rakyat Papua untuk terus melawan diskriminasi rasial apapun bentuknya. Sebab menurut Victor Yeimo, rasisme merupakan kejahatan kemanusian dan musuh bersama seluruh rakyat dunia, khususnya bagi rakyat Papua.


 

-
Viktor Yeimo, didampingi Kuasa Hukumnya saat keluar dari Lapas Kelas 1A Abepura, Sabtu (23/9). (Karel/Cepos)

  “Mari perjuangkan dan bebaskan orang-orang yang masih terpendam dalam paradigma rasisme,” ucap Yeimo saat acara ibadah syukuran bersama sejumlah mahasiswa dan masyarakat simpatisan KNPB  di di Gelanggang Expo, Sabtu (23/9).


   “Pembebasan ini bukan akhir dari perjuangan saya untuk melawan tindakan rasisme," lanjut Viktor Yeimo saat berorasi didepan rakyat Papua.


  ViktorYeimo juga berpesan agar mahasiswa ketika berada di kampus harus menjadi orang-orang yang kritis, orang orang yang siap melawan dengan ide dan siap melawan otoritas kampus yang menindas pikiran dan kesadaran anda.


   “Hapuskan kesadaran palsu yang coba diterapkan dengan logika formal yang seakan akan seseorang dikatakan maju dan berhasil ketika dia mampu mengenyam pendidikan yang ditawarkan secara formal oleh penindas,” kata Yeimo di hadapan seribuan massa yang hadir Sabtu (23/9) lalu.


  Dikatakan Yeimo, rasisme adalah penyakit dan virus yang digunakan orang yang merasa superior untuk menindas bangsa lain. Mereka menganggap ras lain terbelakang, sehingga mereka bisa menjajah ras yang lain.


  “Rasisme ketika anda tidak melakukan perlawanan secara nyata, maka anda salah besar,  dan perlawanan itu ada di kampus. Sebab mesin untuk mencetak orang menjadi baik dan tidak itu ada di kampus. Jadi ketika anda tidak melawan di kampus melalui teori dan praktek, maka anda tidak mampu membebaskan bangsa,” terangnya.


  Dalam ibadah syukuran tersebut, Yeimo menyampaikan terima  kasih untuk semua pihak terutama tim Koalisi Penegak Hukum dan HAM Papua, Dewan Gereja Papua, tim kesehatan, masyarakat Papua, dan  pihak terkait termasuk keluarga yang secara konsisten bersama-sama melawan rasisme.


  Sekedar diketahui, Viktor Yeimo dijadikan terpidana makar lantaran dituduh memotori demonstrasi memprotes insiden rasisme yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, pada (16/8/2019) lalu. Ujaran rasis tersebut memicu demonstrasi besar besaran di Kota Jayapura pada 19 dan 29 Agustus 2019.


   Sementara itu di tempat yang sama Moderator Dewan Gereja Papua, Pdt Benny Giay mengajak seluruh generasi muda Papua untuk melihat ke depan. Ia mengajak generasi Papua untuk terus memperjuangkan Papua merdeka melalui tulisan dan kajian akademik.


  “Generasi muda tidak hanya melawan secara politik tetapi juga melalui tulisan dan kajian akademik. Untuk itu marilah kita terus berpikir kritis, serta melawan rasisme ini dengan tulisan dan kajian akademik," ajaknya.


   Sementara itu Anggota DPR Papua, Laurenzus Kadepa meminta negara untuk berhenti melakukan rasisme terhadap rakyat Papua. Kadepa berharap Viktor Yeimo adalah korban terakhir rasisme. “Rasisme adalah musuh bersama. Buat negara stop rasisme kepada rakyat Papua,” ujarnya. (fia/rel/tri)

Tags

Terkini

Persiapan Mandatori B50 Harus Clear and Clean

Kamis, 13 November 2025 | 22:33 WIB

MIRIS! Dapur MBG Kekurangan Ahli Gizi Berpengalaman

Sabtu, 27 September 2025 | 12:06 WIB