Dapat 544 Kg Dalam 45 Menit

- Senin, 17 Februari 2020 | 07:29 WIB
Aksi bersih sampah di muara Kali Kampwolker yang berhubungan langsung dengan Danau Sentani yang dilakukan oleh Komunitas Earth Hour Jayapura bersama komunitas lingkungan lainnya di Jayapura, Ahad (16/2). Dalam 45 menit berhasil dikumpulkan 544 Kg Sampah.Gamel/Cepos
Aksi bersih sampah di muara Kali Kampwolker yang berhubungan langsung dengan Danau Sentani yang dilakukan oleh Komunitas Earth Hour Jayapura bersama komunitas lingkungan lainnya di Jayapura, Ahad (16/2). Dalam 45 menit berhasil dikumpulkan 544 Kg Sampah.Gamel/Cepos

JAYAPURA – Persoalan  sampah di Kota Jayapura erat kaitannya dengan habbit atau kebiasaan. Ini bisa dilihat dari banyaknya sampah yang berceceran dan tak semua masuk ke tempatnya. Dikaitkan dengan kebiasaan karena jika sampah tersebut dibuang pada tempatnya tentu tidak ada yang berserakan bahkan masuk ke danau atau kali akibat terbawa hujan.


Ini juga yang terlihat dar grebek sampah yang dilakukan Earth Hour Jayapura bersama komunitas lingkungan di Jayapura dengan membersihkan muara Kali Kampwolker, Ahad (16/2) dimana dalam waktu 45 menit berhasil dikumpulkan 544 Kg sampah berbagai jenis. Sampah terbanyak adalah sampah plastik namun sampah terberat justru botol kaca. Disinyalir lokasi ini juga dipakai untuk mabuk-mabukan. “Ini sebenarnya  masih ada rangkaian dengan hari kasih sayang namun kami ambil di 16 Februari dan bentuknya memberi perhatian untuk lingkungan.  Kami pikir ini bagian dari bentuk menyayangi  lingkungan,” kata Theresia, salah satu pengurus Earth Hour Jayapura.


Kegiatan grebek sampah ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Jayapura, Hj Ketty Kailola termasuk Lurah Waena, Kundrat Tukayo yang menunjukkan titik-titik berkumpulnya sampah. “Sumber sampahnya  semua masih dari aras. Dari Perumnas hingga Kampwolker, kami segera menyiapkan satu program yang bisa memberi penyadaran pelan-pelan,” kata Kundrat. “Saya ingin warga belajar memilah dan kalau ini sudah dilakukan maka akan mudah penanganannya,” jelasnya. Begitu juga disampaikan Ketty Kailola yang menganggap kebiasaan nyampah harus sudah ditinggalkan.


“Kalau selalu mengandalkan petugas tentu sulit sebab tenaga juga terbatas. Harusnya masyarakat belajar merubah kebiasaan. Masak harus terus diingatkan,” sindirnya.  Kegiatan 45 menit ini sampah tak biasa juga banyak ditemukan mulai dari tas anak sekolah, helm, saringan udara mobil hingga sleeping bag yang biasa digunakan untuk camping. “Kegiatan ini tak berhenti disini, kami akan berkolaborasi dengan dinas untuk agenda serupa lainnya,” imbuh Theresia. (ade/wen)

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Freeport Setor Rp3,35 T untuk Pemda

Senin, 22 April 2024 | 19:36 WIB

Robby Awi Ingatkan Hal Ini ke Dinas PU dan DLHK

Senin, 22 April 2024 | 14:05 WIB
X