Ada Upaya Kekeluargaan, Tapi Proses Hukum Tetap Lanjut

Sergius Womsiwor, S.Pd, M.Pd (Sulo/Cepos)
MERAUKE-Kepala Sekolah SMAN I Merauke Sergius Womsiwor, S.Pd, M.Pd menyesalkan tindakan penyerangan yang dilakukan oleh oknum anak-anak dari SMK Santo Antonius ke SMAN I Merauke yang terjadi pada Senin (8/11) lalu. Sebab, menurutnya permasalahan yang terjadi sebelumnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan oleh kedua belah pihak melalui Kepolisian.
“Kami ini selalu berada pada posisi sebagai korban yang selalu diserang. Dan saya pikir, kejadian sebelumnya itu, sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, kembali terjadi terjadi lagi,’’ tandas Sergius Womsiwor, kepada wartawan, Jumat (12/11).
Karena itu, terhadap kasus tersebut menurut Sergius Womsiwor, tetap ada upaya kekeluargaan namun proses hukum harus tetap berjalan kepada para pelaku penyerangan ke sekolah, sehingga peristiwa tersebut tidak terulang di kemudian hari.
“Apa yang saya lakukan ini bukan melihat SMAN I dan SMK Santo Antonius berbeda tapi kedua lembaga pendidikan harus dihargai dan dihormati oleh siapa saja terutama anak-anak didik kita,” tandasnya.
Dikatakan, berbicara soal pendidikan maka sekolah adalah tempatnya untuk membentuk anak itu sendiri sehingga kedepannya menjadi generasi yang baik. “Kembali lagi bahwa berkenaan dengan kejadian yang diterjadi di SMAN I Merauke, kami berada di posisi pasif dan korban. Karena yang selalu melakukan ini adalah anak-anak kita dari SMK Santo Antonius. Kalau bicara penyebab, sehingga ini terjadi bagi saya ini ini berpulang pada tugas masing-masing unit sekolah dalam hal kepala sekolah dan dewan guru bagaimana proaktif untuk membentengi anak-anak didik kita sehingga menjadi anak yang taat atau patuh kepada gurunya,” katanya.
Diketahui bahwa terkait penyerangan dan pengrusakan di SMAN I Merauke tersebut, Polisi telah menetapkan 5 pelajar sebagai tersangka. Para tersangka tidak ditahan dan tetap bisa mengikuti proses belajar mengajar di sekolahnya. (ulo/tri)