PB Peparnas Juga Siapkan Film Dokudrama Gloria Cahaya Papua

Suasana press conference PB Peparnas melalui Bidang Upacara di Hotel Mercure Jayapura, Senin (1/11). (Erik / Cepos)

JAYAPURA – Hajatan Peparnas XVI Papua 2021 memang paling beda dengan pelaksanaan Peparnas (Porcanas) sebelumnya. Peparnas XVI Papua benar-benar diramu dengan baik agar event empat tahunan kaum disabilitas tersebut benar-benar terlaksana dengan baik dan tentunya sukses.

Bahkan, PB Peparnas melalui Bidang Upacara kini menyiapkan sebuah film dokumenter drama (dokudrama) pelaksanaan Peparnas XVI berjudul Gloria Cahaya Papua.

Film ini akan mengambil cerita atau mendokumentasikan kegiatan Peparnas yang dibuat dalam sebuah film.

“Sehingga kegiatan film ini tidak lepas dari Peparnas itu sendiri. Film ini kita dedikasikan untuk filmnya Peparnas. Mungkin ini film pertama, kata pak Menpora film yang bertemakan olahraga dan real diambil dari kegiatan nyata,” ungkap Executive Producer, Hamka Handaru dalam press conference di Hotel Mercure Jayapura, Senin (1/11).

“Kita ingin memberikan legacy, bahwa Papua mampu membuat sebuah event besar seperti Peparnas. Mampu menjadi tuan rumah yang bisa menerima teman-teman difabel datang ke Papua. Ini luar biasa, tidak semua daerah bisa seperti itu,” sambung Hamka.

Kata Hamka, film ini juga akan mengangkat sebuah motivasi. Seorang jangan pernah mudah putus asa.

“Jadi ada atlet yang tadinya non difabel. Kemudian mengalami kecelakaan, menjadi atlet difabel, betapa sedihnya dia. Tapi dia mampu untuk bangkit. Ini seharusnya menjadi contoh buat kita yang non difabel. Jadi mereka yang difabel saja mampu, kita harus lebih dari mereka,” ujar Hamka.

Selain soal perjalanan pelaksanaan Peparnas, Hamka juga membeberkan bahwa dalam film mereka juga menampilkan keindahan alam eksotik alam Papua.

Dalam film ini, kata Hamka, beberapa talent yang mereka libatkan merupakan putra/putri Papua, seperti komika Mamat Alkatiri, Monalisa Sembor dan beberapa pemeran lainnya.

“Yang kita ingin tonjolkan itu mengajak teman-teman di Papua yang kita tahu talentanya luar biasa dan memang kita ingin ambil dari mereka itu tidak hanya dikenal di Jayapura, tapi di seluruh Indonesia juga,” kata Hamka.

Hamka juga mengapresiasi animo masyarakat Papua yang ingin terlibat dalam film ini. Hamka menceritakan bahwa proses pendaftaran (casting) yang mereka buat diserbu oleh para anak-anak milenial Papua.

“Crew-nya kurang lebih kita ada 80-an orang dengan lokal juga kita melibatkan teman-teman komunitas film di Papua, itu kita libatkan dalam casting. Jadi casting memang bukan teman-teman dari Jakarta. Justru casting yang menyeleksi itu dari teman-teman Papua,” ucap Hamka.

Soal tayang perdana, Hamka menyebutkan bahwa kemungkinan film tersebut akan tayang paling cepat pada Maret 2020. Bahkan Hamka berambisi film tersebut bisa tayang di Bioskop.

“Kita targetkan tayang di bioskop, makanya ini menjadi challange ada kisah nyatanya (Peparnas),” pungkasnya. (eri/gin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *