Komjen PW Mengucap Syukur Atas Pengabdian 34 Tahun di Polri

Deputi II Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan RI (BNPP RI)  Komjen Pol Drs. Paulus Waterpauw ketika di doakan dan diberkati oleh pemuka agama pada acara syukuran purna tugas di Polri masa bhakti 23 tahun dan promosi jabatan sebagai Deputi II BPNPP yang dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Jayapura, Jumat (29/10) malam. (Humas For Cepos)

JAYAPURA-Patuh dan dengar-dengaran kepada orang adalah kunci sukses seorang Komjen Drs. Paulus Waterpauw. Hal ini diuangkapkannya pada acara ibdah syukur HUT ke-58, Pengabdian 34 Tahun di Polri dan promosi jabatan atau alih tugas di BNPP yang digelar disalah satu hotel ternama di Kota Jayapura, Papua, Jumat (29/10) malam

Dalam acara yang digelar secara sederhana itu, Paulus mengungkapkan bahwa semasa kecil selalu tunduk dan patuh kepada ayah dan ibunya, Ferdinan Waterpauw dan Yacomina Atiamuna.

“Pada saat itu, saya ingin bermain bersama teman-teman, seperti main bola, tapi ketika dipanggil dan diajak kerja oleh bapa dan mama, saya langsung ikuti. Mungkin ini yang buat saya sukses, patuh dan dengar kata orang tua,” katanya mengulangi.

Pada momentum ini Paulus menceritakan soal rasa sedihnya yang tidak sempat melihat sang ibunda tercinta Yacomina Atiamuna yang dipanggil sang khalik saat Ia baru beberapa bulan menjadi taruna polisi di Akmil dan baru diketahui setelah delapan bulan lamanya. Kemudian jelang tahun keempat saat akan menyelesaikan pendidikan, ayahnya Ferdinan Waterpauw yang juga seorang polisi pergi untuk selamanya.

Untuk itu, Paulus mengatakan berbahagialah bagi mereka yang masih punya orang tua, karena masih diberikan kesempatan untuk berbakti untuk beri makan, balas budi atas jasa mereka. Karena, hal itu tidak dapat dilakukannya, sehingga selalu memberi perhatian ketika diminta bantu oleh orang lain.Sebelum memberikan sambutan yang lebih tepat disebut wejangan dan nasihat kepada kaum milenial Papua, mantan kapolda empat kali itu diberkati oleh sekitar 30 hingga 40 orang pendeta dari berbagai denominasi gereja yang dipimpin oleh Pdt Lipiyus Biniluk.

“Jadilah garam dan terang bagi masyarakat,” demikian petikan doa yang dipanjatkan Pdt Lipiyus Biniluk untuk Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw.

Dalam acara ibadah syukur ini, ada tiga pengkhotbah yang membawakan secara bergantian dengan tema yang disesuaikan dengan masa kecil, muda dan dewasa suami dari Roma Megawanti Pasaribu itu.  Khotbah pertama dibawakan oleh Pdt Jhon Leleuly S.Th dengan tema masa kecil seorang pemuda Papua yang takut dan dengar-dengaran kepada orang tua. Lalu, Pdt Jhon Baransano S.Th dengan tema masa muda dan Pdt MPA Maury S.Th yang mengisahkan karir seorang Paulus Waterpauw mulai dari awal mula pendidikan, penempatan tugas hingga menjadi pemimpin, saat menjadi Kapolres Mimika, Kapolres Jayapura, Dirkrimum, hingga pimpin upacara di Istana Negara dan mengantarkannya promosi Wakapolda Papua Barat, Waka Polda Papua, Kapolda Papua Barat, Kapolda Papua, Wakabaintelkam, Kapolda Sumatera Utara, hingga kembali dipercayakan selesaikan konflik SARA di Papua untuk menjadi Kapolda yang kedua kalinya di Bumi Cenderawasih.

Setelah jadi, Kapolda Papua untuk kedua kali dan dinilai sukses meredam serta selesaikan konflik, ayah dari Ruth, Raiza dan Denzel Waterpauw ini dipromosikan menjadi Kepala Badan Intelijen Keamanan (Kabaintelkam) Polri dengan pangkat bintang tiga dipundaknya. Yang menjadikan, Paulus sebagai orang asli Papua pertama di tubuh korps Bhayangkara menyandang gelar Komisaris Jenderal (Komjen) Polri.

Jelang beberapa hari pensiun dan terhitung telah 34 tahun mengabdi di tubuh Polri, Paulus kembali mendapatkan kepercayaan berupa promosi atau alih tugas menjadi ASN di Kementrian Dalam Negeri dengan menjadi salah satu deputi pada Badan Nasional Pengelola Perbatasan. Tepatnya pada 21 Oktober lalu, Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw dilantik oleh Mendagri Tito Karnavian menjadi Deputi II BNPP.(Humas/gin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *