Banyak Sekolah YPPK di Pedalaman Tidak Operasional

Pastor Agustinus Kia Wolomasi, Pr (Sulo/Cepos)
MERAUKE-Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Merauke mengakui banyak sekolah yang berada di pedalaman maupun pinggiran kota yang notabene merupakan sekolah YPPK yang mengalami persoalan, diantaranya tidak operasional karena guru yang tidak ada. Ini karena sebagian dari tenaga guru yang ada di YPPK Merauke merupakan ASN.
“Yayasan tidak terlalu mengenal guru, sehingga kami dari yayasan menyerahkan kepada mereka (Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke),’’ kata Ketua YPPK Merauke Pastor Agustinus Kia Wolomasi, Pr, saat ditemui Cenderawasih Pos, di ruang kerjanya, Kamis (28/10).
Hal ini disampaikan Pastor Agustinus terkait dengan tidak operasionalnya SD YPPK Wambi di Kampung Wambi, Distrik Okaba. Pastor Agustinus menjelaskan bahwa sekolah yayasan di Merauke khususnya YPPK sekarang ini tidak murni berdiri tapi disubsidi oleh pemerintah baik dana maupun tenaga.
“Kalau sekolah YPPK yang ada di dalam kota, kita masih bisa tangani. Dan beberapa pusat distrik masih kita tangani. Tapi, beberapa sekolah yang ada di pinggiran Kali Bian, kami percayakan kepada dinas,” katanya.
Menurutnya, beberapa waktu lalu pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke sehubungan dengan sekolah-sekolah yang tidak operasional di lapangan tersebut. “Kemarin, saya baru dengar dari Pak Domin (Dominikus Ulukyanan, Wakil ketua II DPRD Merauke,red). Dan saya minta ke beliau supaya koordinasi dengan pihak Dinas,” terangnya.
Pastor Agustinus menjelaskan bahwa sebagian besar sekolah penempatan kepala sekolah di YPPK yang ada di pedalaman dilakukan oleh pemerintah. “Karena saya punya prinsip apa yang dilakukan pemerintah itulah yang terbaik,” terangnya.
Pastor Agustinus menjelaskan bahwa dirinya belum bisa sampai ke sekolah tersebut. Selain karena masalah kesehatan, juga karena daerah tersebut cukup jauh dengan biaya yang tidak sedikit. Namun demikian, Pastor Agustinus mengakui bahwa bukan hanya SD YPPK Wambi yang tidak operasional, namun banyak sekolah dasar lainnya yang sampai saat ini tidak operasional namun belum ada penanganan dari pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Merauke.
Soal ijazah lulus di SD YPPK Wambi yang tak kunjung ditandatangani oleh kepala sekolah sampai meninggal dunia, Agustinus menjelaskan bahwa untuk tandatangan ijazah tersebut menjadi tanggung jawab Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke. “Karena kepala sekolah defenitif sudah tidak ada, maka otomatis menjadi tanggung jawab kepala dinas pendidikan untuk menandatanganinya,” pungkasnya. (ulo/tri)