Dorong Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Berkelanjutan di Laut Arafura

Para pemateri saat mensosialisasikan program The Arafura and Timor Sea Ecosystem Action Pase II (ATSEA-2) yang ada di Laut Merauke dan Laut Arafura sampai tahun 2023 mendatang, di swiss belhotel Merauke, Selasa (19/10). (Sulo/Cepos)
MERAUKE-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia bekerja sama dengan United Nation Development Program (UNDP) melalui program The Arafura and Timor Sea Ecosystem Action Pase II (ATSEA-2) berkomitmen mendorong pengelolaan keanekaragaman hayati berkelanjutan di Laut Arafura dan Laut Timor Indonesia.
“Program ini berjalan sejak 2019-2023 yang merupakan program regional 4 negara yang mempromosikan pembangunan berkelanjutan di negara perairan Arafura dan Timor dalam meningkatkan kualitas hidup melalui restorasi, konservasi dan ekosistem laut yang berkelanjutan. Ini kami bekerja di Indonesia, Timor Leste, PNG dan Australia,” kata Johanes Valentino Fofied dari ATSEA-2 saat mensosialisasikan program ATSEA-2 kepada wartawan di Swiss Belhotel Merauke, Selasa (19/10).
Dalam program ini, kata Johanes ada 3 komponen utama yakni pertama pengelolaan tata kelola pemerintahan, komponen pengelolaan lingkungan dan komponen tiga pengelolaan pengetahuan dengan turunan dari masing-masing komponen tersebut. Untuk Indonesia, site project ada di 3 titik yakni Rote Ndao, NTT lalu Kepualauan Aru Provinsi Maluku dan Kabupaten Merauke Provinsi Papua.
“Target program kami adalah untuk mempertajam fungsi ekosistem di laut Arafura dan laut Timur,” terangnya.
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut demi terlindunginya keaneakaragaman hayati dan juga meningkatkan kualitas penghuni di wilayah tersebut. Ditambahkan, untuk Kabupaten Merauke program besarnya adalah memperkuat tata kelola perikanan untuk kakap putih. Sedangkan untuk Laut Arafura adalah Kakap Merah.
“Kedua, memperkuat usaha perikanan yang bertanggugjawab dan mendukung proses penetapan konservasi baru di Pulau Kolepom atau Yos Sudarso, di sekitar Distrik Tabonji. Ini adalah kawasan konservasi pertama di provinsi Papua,” tandasnya.
Wakil Bupati Merauke H. Riduwan, S.Sos, M.Pd, menyatakan sangat mendukung program ini dalam rangka pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan kedepan. “Kami Pemkab Merauke siap memfasilitasi sarana prasarana apa yang dipergunakan dalam program,” tandasnya. (ulo/tri)