Dewan Ngaku Lost Control

Ir. Drs Benjamin Latumahina ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Ketua DPRD Kabupaten Merauke Ir. Drs. Benjamin Latumahina mengakui bahwa anggaran belanja aparatur lebih besar dibanding dengan belanja pembangunan, sebagaimana yang menjadi sorotan Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT saat pembukaan Musrenbang tingkat distrik, Rabu (17/3).
Menurut Benjamin Latumahina, bahwa peganggaran tersebut sesuai dengan dengan visi misi bupati pada saat itu. Artinya, seluruh perangkat pemerintah daerah sudah diatur sesuai dengan program prioritas dan lain-lain. “Pagu dan tim anggaran saya pikir sudah bekerja secara profesional. Kalau dalam pelaksanaannya tidak terkontrol, ini juga menjadi satu perhatian kita,’’ kata Benjamin Latumahina saat dihubungi lewat telpon selulernya, kemarin.
Dikatakan, ada beberapa kebijakan bupati yang secara otoritas bisa melakukan degresi kebijakan anggaran untuk melaksanakan hal-hal yang dianggap perlu. Namun yang mnejadi kesulitan dewan selama ini dalam melakukan kontrol, jelas Benjamin Latumahina, DPA yang tidak diberikan ke dewan.
“Tapi catatan penting karena biasanya rancangan Peraturan Bupati (Perbup) APBD itu kadang telat waktu, sehingga kadang kita sadari bahwa DPRD yang memiliki fungsi buggeting terkadang berusaha menyesuaikan sehingga ada beberapa hal hal yang membuat kita lost control,” katanya.
Dengan pengalaman tersebut, Benjamin Latumahina berharap pemerintah ke depan dalam hal ini Bupati Romanus Mbaraka dan Wakil Bupati Riduwan yang sudah punya pengalaman lebih, hal-hal yang terjadi tersebut harus dievaluasi sehingga dalam APBD sesuai dengan program prioritas dan visi misi saat kampanye dan fungsi kontrolnya dari dewan.
“Artinya ketika punya dokumen lengkap maka fungsi kontrolnya bisa berjalan dengan baik. Kalau DPA tidak pernah diberikan maka wajar saja dari teman-teman anggota dewan sedikit berteriak, karena kita tidak punya dokumen untuk mengawasi. Selama ini tidak ada dari dokumen DPA. Kita hanya bisa mengundang dari dinas untuk dapat memonitopring apa pekerjaan mereka yang secara garis besar tidak dibreakdown dalam buku besar APBD,’’ tandasnya. (ulo/tri)