Tolak Non OAP Menjadi Rektor Unmus

Aksi demo damai menyikapi rencana suksesi pemilihan Rektor Unmus yang akan digelar bulan Juni 2021, di lingkaran Brawijaya Merauke, Senin (8/3). ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE-Dalam rangka suksesi pemilihan Rektor Universitas Negeri Musamus (Unmus) Merauke yang sekarang ini berlangsung, puluhan pemuda dan mahasiswa yang menamakan diri Forum Solidaritas Pemerhati, Mahasiswa, Pemuda dan Masyarakat Papua di Kabupaten Merauke menggelar aksi demo damai di Lingkaran Brawijaya Merauke, Senin (8/3).
Para pendemo membawa satu spanduk dan sejumlah pamflet yang mereka bentangkan saat aksi demo berlangsung. Beberapa pamlet tersebut berisi aspirasi seperti pemilihan Rektor Unmus akan dilaksanakan pada bulan juni 2021, Kami menolak non Oap untuk calon rektor Unmus berada di Tanah Papua. Jadi anak papua wajib jadi rektor. Pamflet lainnya berisi permintaan kepada KPK untuk mengaudit kembali pembangunan Kampus Unmus sebelum masuk pemilihan rektor Unmus pada bulan Juni 2021.
Ada juga pamlet berisi stop jadikan Unmus sebagai kerajaan mini di Kabupaten Merauke. Sedangkan pamlet lainnya berisi pemilihan Rektor Unmus periode 2021-2025 wajib anak asli Papua dalam hal ini anak-anak asli Papua.
Koordinator aksi demo Dinosius Awi menjelaskan bahwa dalam aksi yang dilakukan ini yakni pertama meminta kepada Menteri Pendidikan dan kebudayaan di Jakarta untuk segera mengangkat anak asli Papua Selatan sebagai rektor Unmus.
Sebab, menurutnya, sumber daya manusia OAP Selatan Papua sudah siap memimpin Unmus tersebut. Karena sampai sekarang sudah tercatat 8 orang yang menyandang gelar profesor. Kedua menolak calon rektor Non OAP untuk menjadi rektor Unmus. Ketiga, meminta agar rektor Unmus harus anak asli Papua.
“Berikan hak kesulungan kami untuk jadi tuan diatas negerinya sendiri. Kami orang Papua Selatan juga sudah ada beberapa yang memenuhi syarat untuk menjadi rektor Unmus,” terangnya dan terakhir bahwa sebelum membentuk panitia, harus ada salah satu item OAP dalam statuta Unmus. (ulo/tri)