Pandemi, PMI Merauke Kesulitan Stok Darah

Donor darah bertajuk sejuta kasih yang digelar PMI Cabang Merauke, di PMI Cabang Merauke, jalan Raya Mandala Merauke, Senin (15/2) ( FOTO: Sulo/Cepos)
MERAUKE- Di masa pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, ternyata tidak hanya berdampak pada masalah ekonomi tapi juga pada ketersediaan kantong darah di PMI Cabang Merauke. Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Organisasi PMI Cabang Merauke Tawada Alexius Sitinjak, BA, kepada wartawan mengungkapkan bahwa selama pandemi berlangsung pihaknya kesulitan mendapatkan ketersediaan kantong darah sementara kebutuhan atau permintaan terus bertambah.
“Di saat pandemi seperti ini, banyak orang yang takut datang ke PMI,’’ katanya.
Karena kesulitan mendapatkan donor darah tersebut, maka melalui gerakan bertajuk sejuta kasih, PMI Cabang Merauke menggelar donor darah, di PMI Cabang Merauke, Sein (15/2). Sitindak menjelaskan bahwa donor darah melalui gerakan sejuta kasih ini merupakan instruksi langsung dari Ketua PMI Provinsi Papua Ny. Yolanda Tinal dalam memenuhi kebutuhan kantong darah di Merauke.
“Peserta donor darah hari ini adalah anggota TNI dan Polri. Bahkan anak-anak remaja SMA I Muting hadir langsung ke Merauke untuk ikut donor darah. Jumlahnya sekitar 17 orang bersama pembina dan kepala sekolahnya Bapak Hemerikus Renwarin. Ini cukup antusias dalam donor darah hari ini,’’ kata Tawada Sitinjak.
Dijelaskan, donor darah sejuta kasih ini dilakukan karena kebutuhan darah di Merauke sekitar 400 kantong setiap bulannya. Namun akibat pandemi Covid-19, sehingga pihaknya mengalami kekurangan kantong darah. “Kita tidak inginkan karena kekurangan darah, sehingga yang menjadi korban adalah masyarakat,” terangnya.
Tawada Sitinjak menambahkan bahwa kebutuhan darah di PMI Cabang Merauke tidak hanya melayani permintaan masyarakat Merauke dari rumah sakit, namun juga dari kabupaten pemekaran. Namun dengan kondisi yang terjadi saat ini, pihaknya akan memenuhi permintaan dari kabupaten pemekaran tersebut apabila persediaan ada dan telah memenuhi kebutuhan di Merauke.
Sementara itu, Ketua Relawan Palang Merah Remaja SMAN I Muting, Dea Hidayah Rani Ohoitenan, mengungkapkan, terbentuknya palang merah remaja di SMA Muting tersebut sebagai bentuk kepedulian pihaknya terhadap masyarakat akan kebutuhan darah.
“Selain itu, keingintahuan kami sebagai pelajar tentang PMI itu sendiri. Sehingga melalui Kepsek yang memfasilitasi sehingga terbentuklah relawan palang merah remaja di sekolah kami,’’ katanya.
Dea Hidaya Rani Ohpitenan mengaku lega, karena melalui relawan PMI Remaja yang dibentuk di sekolahnya, dia dan 15 siswa lainnya bisa ikut menyumbangkan darahnya untuk kemanusiaan. ‘’Meski kami datang jauh dari Muting, namun kami merasa lega karena bisa membantu sesama dengan menyumbangkan kantong darah ini,’’ tambahnya. (ulo/tri)