Areal Penunjang PLBN Sota Tetap Buka

Pintu gerbang PLBN Negara di Sota. Dalam rangka pencegahan, pintu lintas batas negara di 3 titik yakni PLBN Sota, Kali Torasi dan Bupul ditutup sejak Selasa (17/3).
MERAUKE-Kendati Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan dan penutupan pintu jalur pelintasan antar negara dari Indonesia ke PNG dan sebaliknya, namun areal penunjang dari PLBN Sota tetap dibuka.
Diketahui, areal penunjang PLBN Sota tersebut menjadi tempat baru untuk warga Merauke dapat berwisata. Areal ini juga sempat ditutup saat kasus Corona mulai meningkat tahun 2020 lalu, namun dibuka kembali setelah masyarakat yang memiliki usaha di areal tersebut mendatangi DPRD Merauke dan meminta untuk dibuka.
“Untuk areal tetap kita buka, kecuali pintu pelintasan ke PNG dan sebaliknya kita tutup,’’ tandas Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP, saat dihubungi Cenderawasih Pos, Rabu (20/1).
Meski dibuka, namun lanjut Elias Mithe , setiap pengunjung wajib mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker dan menjaga jarak. Soal pengawasan di areal terbuka PLBN Sota tersebut, Mantan Kepala Distrik Kimaam ini menjelaskan bahwa kontrak dari petugas scrurity dan penjaga taman tersebut sudah selesai dan rencananya akan dibuat kontrak baru lagi.
Namun untuk kontak baru ini, jelas dia, bukan Pemkab Merauke melalui Badan Pengelolaan Perbatasan Kabupaten Merauke yang akan mengontrak, namun langsung ditangani oleh pusat oleh Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan.
“Sampai sekarang belum ada serah terima aset dari PUPR ke BNPP Pusat. Kalau penempatan kemarin, berdasarkan surat dari BNPP kepada bupati Merauke untuk sementara mengawasi dan menjaga PLBN Sota kepada kepala badan Perbatasan Kabupaqten Merauke,” terangnya.
Dikatakan, di bulan Januari ini akan ada rencana penyerahan aset dari PUPR ke BNPP Pusat. Sementara untuk Februari, pejabat yang ditunjuk dari BNPP Pusat akan tiba untuk melaksanakan tugasnya di PLBN Sota.
Kendati kontrak baru untuk petugas tersebut, lanjut Elias Mithe, dirinya sudah melaporkan kepada pusat untuk tetap merekrut tenaga sebelumnya yang memiliki kinerja bagus. “Tapi yang memiliki kinerja kurang bagus, seperti sering mabuk tidak akan dipakai lagi,” jelasnya.
Sebab, kata Elias Mithe, ada yang harus putus di tengah jalan karena sering mabuk kendati telah diberikan peringatan beberapa kali. (ulo/tri)