Tak Hanya Miliki Pengetahuan,  Guru Juga Wajib Bermoral

- Jumat, 14 Februari 2020 | 15:46 WIB
Dr. Drs Avelinus Lefaan, M.S. Yewen/Cepos
Dr. Drs Avelinus Lefaan, M.S. Yewen/Cepos

JAYAPURA- Kasus persetubuhan atau pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru terhadap anak didik di beberapa sekolah yang ada di Indonesia, khususnya di Papua mendapatkan perhatian dari semua pihak, salah satunya datang dari Sosiolog Universitas Cenderawasih, Dr. Drs. Avelinus Lefaan, M.S.


Alumni Universitas Gajah Mada ini mengatakan, dalam sosiologi pendidikan menjelaskan, seorang guru tidak hanya memiliki dimensi moral, untuk mendidik para siswa-siswi yang ada di setiap sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya di tanah Papua.


"Seorang guru itu memiliki kemampuan akademis atau pengetahuan yang bagus, tetapi ini tidak cukup karena seorang guru harus diimbangi juga dengan kemampuan moral dalam mendidik anak-anak murid atau para siswa-siswi di sekolah," kata Lefaan kepada Cenderawasih Pos di ruang kerjanya Jumat (14/2).


Lefaan mengatakan, seorang guru harus sadar bahwa dirinya adalah orang yang memberikan transformasi ilmu pengetahuan, transformasi sikap, dan transformasi perilaku. Ketiga faktor inilah yang disebut dengan taksonomi domain. Tugas guru di samping mengajar, dia (guru) harus mendidik.


"Nah mengajar dan mendidik tidak akan sempurna kalau tidak diimbangi dengan moral yang baik. Moral yang baik itu artinya bagaimana hubungan manusia dengan manusia, manusia bagaimana dia seorang guru dengan anak didik," katanya.


Lefaan berharap, guru-guru sekarang harus menjadi contoh yang baik dan menjadi gambaran pemimpin masa depan, gambaran sebagai orang yang mampu mengarahkan siswa keluar dari ketidakhuan menjadi tahu. Guru adalah orang yang menciptakan masa depan. Oleh karena itu, penting sekali landasan moral bagi seorang guru.


"Dengan kekuatan moral guru mampu menahan diri, untuk tidak membuat hal-hal lain di luar profesi guru. Oleh karena itu, saya kembali bahwa seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Mengajar untuk apa, yaitu mentransfer ilmu kepada orang lain atau kepada anak didik supaya anak didik mendapatkan pengetahuan, memiliki sikap dan perilaku yang baik," harapnya.


Lefaan menyatakan, guru adalah panutan, tetapi kalau dimensi pengetahuan saja yang dipentingkan atau dimensi pengetahuan akademis, tanpa dibarengi dengan moral, maka bisa memberikan dampak negatif terhadap seorang guru. (bet/wen)

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Freeport Setor Rp3,35 T untuk Pemda

Senin, 22 April 2024 | 19:36 WIB

Robby Awi Ingatkan Hal Ini ke Dinas PU dan DLHK

Senin, 22 April 2024 | 14:05 WIB
X