TNI Mengajar, Guru Harus Malu

Ratusan anggota TNI saat mendapat arahan dan pembekalan  dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua, Christian Sohilait di ruang serbaguna RindamXVII/ Cenderawasih, Selasa (28/1). (Robert Mboik Cepos)

SENTANI- Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Christian Sohilait meminta kepada para guru yang bertugas di masing-masing sekolah supaya tidak sering meninggalkan sekolah karena akan berdampak pada proses belajar mengajar di sekolah tersebut.

“Guru guru harus malu kalau anggota TNI mengganti posisi kita sebagai guru,” kata Christian Sohilait saat ditemui wartawan pada acara pembekalan bagi ratusan anggota TNI di Rindam XVII/Cenderawasih, Selasa (28/1) kemarin.

Sebagaimana diketahui mantan Sekretaris Daerah Lanny Jaya itu diundang oleh pihak Kodam XVII/ Cenderawasih melalui Rindam untuk memberikan pembekalan kepada ratusan anggota TNI   yang akan menjalankan tugas di daerah pedalaman Papua.

” Kodam membentuk beberapa Kodim di lima tempat, karena itu saya juga diminta untuk memberikan masukan, kira-kira mereka akan bikin apa di sana, khusus di bidang pendidikan” ujarnya.

Dia mengakui, tugas mengajar sebenarnya bukan menjadi tugas pokok dari TNI. Tetapi di satu sisi, TNI juga berkewajiban untuk terlibat langsung dalam mengatasi masalah pendidikan di Papua, khususnya di daerah pedalaman.

“Ketika guru tidak ada, maka TNI/Polri wajib membantu kami, itu undang-undang yang bilang, karena pendidikan itu merupakan urusan negara,”bebernya.

Dia menambahkan, beberapa hal yang perlu disampaikan kepada siswa yang ada di daerah pedalaman misalnya hal-hal yang bersifat umum seperti, membaca, mengenalkan huruf, melatih anak-anak bagaimana pola hidup sehat.

“Ajar mereka bagaimana cara mandi yang benar, gunting kuku. Tapi tentara tidak boleh mengajar setiap saat. Kalau tentara mengajar setiap saat, guru harus malu,”tegasnya. (roy/tho)

1 thought on “TNI Mengajar, Guru Harus Malu

  1. Yah…sya pun se7 sja karna itu guru sering di interfensi oleh Orang tua murit apalagi ada orang tua murit yg sda sering pukul guru…..kejar guru(PNS/Honorer) coba seandainya negara ini berikan pendidikan ke guru skalian berbekal Pistol atau senjata.Kemungkinan besar…hal2 yg sya sebut tadi tdk terjadi.Dan Guru itu cuma tau….trima SK kenaikan pangkat….mengalami perubahan di Gaji dgn Berkalanya sda Di urus oleh Dinas P&P kab setempat,Gaji Guru PNS dn Honor dgn sendirinya sda masuk rek.Di tunjang lagi dgn Perumahan yg memadai ada akses transportasi yg oke.Bapa2 para pejabat ini apakh kalian sda kerja dgn benar di Instansi masing”Mu? Dgn Baik? Kalian sendiri tau tenaga kependidikan khusus di Papua ini sangatlah terbatas.Apalagi kita melihat yg ada di kampung2 sana.Bagaimana seorang guru itu akan bertahan di tempat Ia di tugaskan sedangkan Pemerintah Republik ini setiap tahunnya membuat perubahan2 di bidang pendidikan.Saya sendiri sangatlah Se7 dgn Adanya bantuan tenaga pengajar( TNI) semntara.Tapi bukan berarti Bapa2 Pejabat ini dgn Leluasanya memojokan Kinerja Guru2 selama ini…..Jangan…..Janagan….???Maaf bilah dlm penulisan saya ini ada yg keliru.Mari kami koreksi bersama…Regenerasi Bangsa kita ke depan dgn Tidak membuat orang lainmerasa terpojok.(pikiran).?Salam Satu Hati?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *