Allah Wone Jadi Lagu Penutup Kontingen Papua di Pesparawi ke-XII

Gratianus Silas/Cepos
Penampilan Kontingen Papua dalam Kategori Musik Etnik, yang mana sekaligus menutup seluruh penampilan Kontingen Papua dalam Pesparawi Nasional ke-XII di Pontianak, Kamis (3/8) malam lalu.

PONTIANAK- Lomba terakhir yang dipertandingkan pada gelaran Pesparawi Nasional ke-XII, adalah kategori Musik Etnik. Mata lomba Musik Etnik sendiri digelar di Rumah Radakng Adat Dayak, Pontianak, Kamis (3/8) malam lalu.

Demikian, dalam kategori ini, Kontingen Papua tidak main-main dalam menampilkan keunggulan etnik dari Bumi Cenderawasih. Lagu Allah Wone merupakan lagu yang dinyanyikan Kontingen Papua dalam mata lomba tersebut.

Seperti diketahui, lagu Allah Wone sendiri merupakan lagu yang dinyanyikan sebagai lagu rohani dalam acara-acara religious. Lagu ini merupakan lagu yang diciptakan dalam bahasa suku Lani, salah satu suku dari pengungan Papua.

Lagu Allah Wone yang dibawakan Kontingen Papua ini ditampilkan dengan tarian-tarian khas Bumi Cenderawasih yang menghiasi panggung pertunjukkan.

“Nyanyian dan tariannya luar biasa sekali. Ini pertama kali saya lihat tarian dan nyanyian tradisional Papua,” ungkap salah seorang warga Pontianak, FK Sembiring, yang hadir menyaksikan langsung performance Papua di atas panggung.

Sementara itu, warga Pontianak lainnya, Olla Tarigas, mengakui bahwa Papua itu selalu keren di matanya, dalam hal ini music etnik yang dibawakan.

“Jujur, penampilan pertama itu buat saya penasaran. Namun, kemudian bisa mengikuti dengan baik. Artnya, kesakralan dan tradisi Papua itu sangat kental terlihat dari lagu dan tarian yang dibawakan. Selain itu, untuk vokal, artikulasi dan pelafalan teman-teman Papua bernyanyi sangatlah jelas,” pungkas Olla Tarigas.

LPPD Papua Urungkan Niat Jadi Tuan Rumah Pesparawi ke-XIII

  Lembaga Pengembangan Pesparawi Provinsi Papua tidak mengajukan Provinsi Papua sebagai tuan rumah Pesparawi ke-XIII pada 2021 mendatang. Hal ini disebabkan, Provinsi Papua saat ini tengah fokus dengan agenda nasional lainnya, yaitu PON XX yang digelar per 2020 mendatang.

“Di 2020 juga, kita ada Pesparawi Tanah Papua yang digelar di Timika. Demikian, disebabkan dua agenda inilah, kami dari LPPD Papua tidak bersuara mengajukan Provinsi Papua jadi tuan rumah,” ungkap Constant Karma kepada wartawan, Jumat (3/8) kemarin.

Bukan apa, sebab, khusus buat PON XX, perhatian dan biaya sudah dipriotiskan untuk itu, sehingga memang sulit jikalau harus membagi fokus dengan menyelenggarakan event tingkat nasional di tahun berikut setelah PON XX.

“Ditambah, pada 2020 nanti, Pj Gubernur kita setuju kita adakan Festival Asia Pasifik di Jayapura. Dalam hal ini Festival Paduan Suara tingkat asia dan asia pasifik, termasuk juga melibatkan provinsi-provinsi lain di Indonesia,” tambahnya.

Demikian, Karma menilai, agenda Papua sangat padat untuk beberapa tahun ke depan, sehingga hal inilah yang menyebabkan LPPD Papua mengurungkan niat mengajukan Papua menjadi tuan rumah Pesparawi ke-XIII di 2021 mendatang. (gra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *